Farhan menaikkan sebelah alisnya saat matanya melihat Andri dengan motor hitamnya baru saja melesat melewati mobilnya. Lalu cowok itu mengangkat bahunya tak acuh sebelum akhirnya memberhentikan mobil merahnya itu di depan sebuah kedai soto betawi yang tampak cukup ramai.
Sore-sore begini, Farhan sedang ingin makan soto yang biasanya selalu dia datangi bersama ibunya. Tetapi karena ibunya masih sibuk dengan kantor mereka yang ada di Jakarta, jadi Farhan pergi ke kedai ini sendirian. Untuk membawa pulang dua bungkus soto untuk dirinya sendiri dan si Bibi ---asisten rumah tangganya.
Sebelum kakinya melangkah memasuki kedai, matanya menangkap sosok mungil yang sedang berjalan sendirian di trotoar dengan wajah menunduk. Sesekali Farhan lihat gadis yang masih memakai seragam lengkap beserta ransel birunya itu menendang kerikil-kerikil kecil yang menghalangi jalan. Farhan juga memperhatikan dumelan kekesalan meskipun suaranya tidak terdengar jelas.
Yang pasti, Shalsa selalu terlihat lucu jika sedang merengut kesal seperti itu. Entah kesal karena apa, tetapi sepertinya Farhan ingin menambah kekesalan Shalsa sore ini.
Namanya jodoh, sayang kalo nggak disamperin dan dibikin kesel, hehehehe.
Dengan langkah lebar, Farhan berjalan menghampiri Shalsa. Lalu ketika jarak mereka sudah dekat, dia sengaja berdiri di tengah-tengah trotoar hingga Shalsa yang masih menunduk tidak memperhatikan jalan itu membentur dadanya.
Duk.
"Ish!"
Shalsa mendongak, berniat mengomel kepada siapa saja yang berani-beraninya menghalangi jalannya seperti ini. Tetapi mata bulatnya seketika membesar kala melihat sosok tinggi di hadapannya.
"Hai!" Sapa Farhan sambil tersenyum lebar hingga matanya menghilang.
Shalsa tercengang selama beberapa saat, lalu mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memastikan dirinya tidak salah lihat jika orang yang saat ini berdiri tepat di hadapannya adalah Farhan, si cowok aneh berwajah datar alias cowok menyebalkan yang selama tiga hari ini selalu muncul di sekitarnya.
"Ngapain lo di sini?!" Tanya Shalsa sewot setelah yakin penglihatannya memang tidak salah.
Sebenarnya Shalsa tidak harus sengegas itu mengingat ini adalah jalanan umum dan Farhan bisa saja ada di pinggir jalan seperti ini karena dia memiliki urusan atau ada sesuatu yang akan cowok itu beli. Tetapi karena keadaan hati dan emosi Shalsa sore ini sedang tidak baik akibat pertengkarannya dengan Andri yang berujung mereka memutuskan pulang secara masing-masing, jadi setiap apa pun yang ada di hadapannya membuat Shalsa sangat emosional.
Tetapi ketika melihat senyum dan ekspresi wajah Farhan yang ceria sore ini membuat Shalsa mengernyit heran dan secara otomatis mengesampingkan emosinya karena begitu penasaran sebab cowok itu tampak sangat berbeda. Selain karena Farhan terlihat begitu santai dengan hanya menggunakan kaos hitam dan celana pendek selutut, juga sandal rumahan yang menjadi alas kakinya, aura cowok itu juga jadi terlihat cerah, tidak kaku dan tidak berekspresi datar seperti saat di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit [Completed]
FanficDi mata Shalsa, Farhan itu aneh. Cowok itu bisa sangat menyebalkan tetapi juga menyenangkan di waktu yang sama. Jeno x Somi *** Cover by pinterest