Farhan bergumam pelan saat mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Lalu tak lama, pintu berwarna putih yang tidak dikunci itu terbuka, membuat Farhan mengalihkan sejenak pandangannya yang semula terfokus pada soal-soal di buku paket biologi miliknya. Ia mendengus kecil kala melihat Reina yang ternyata masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan berisi cemilan dan segelas susu cokelat hangat.
"Tante Elsa baru aja berangkat ke Jakarta, katanya malam ini ada urusan mendadak yang penting. Dan kata tante, kamu suka ngemil kalo lagi belajar. Jadi aku bawain cemilan."
Reina berkata sambil menyimpan nampan di meja belajar. Dengan tatapan mengarah pada wajah serius Farhan yang seolah tidak melihat dirinya yang berdiri di sebelah cowok itu. Reina lalu menghela napas pelan, sedikit demi sedikit dia harus menguatkan dirinya untuk bisa terbiasa dengan sikap dingin cowok itu kepadanya.
"Arga," Reina memanggil.
Meskipun dia tahu Farhan tidak akan menjawab dan terus mengabaikan dirinya, tetapi Reina akan tetap mengatakan apa yang seharian ini cukup mengganggu pikirannya.
"Aku mau minta maaf tentang kejadian tadi siang waktu di kantin."
Farhan tetap tidak menggubris, lelaki itu masih tetap fokus dengan buku dan alat tulisnya.
"Maaf juga udah ganggu acara makan siang kamu sama Shalsa sampe bikin kalian berdebat gara-gara aku."
"Gue muak dengar lo minta maaf terus."
Farhan membanting asal pulpennya di atas buku, kemudian balas menatap Reina yang masih berdiri tepat di sampingnya.
"Maaf,"
Farhan bedecak, lalu berdiri dan berjalan ke arah pintu dan membukanya lebar-lebar.
"Lo ngomongnya udah selesai kan? Sekarang silahkan keluar dari kamar gue."
"Arga,"
"Stop panggil gue Arga, Reina." Farhan mendengus, seakan sudah sangat muak dengan panggilan yang selalu Reina ucapkan.
"Arga yang lo kenal dan yang biasa lo manfaatkan itu udah nggak ada lagi di sini."
Dia udah mati bersamaan dengan perasaan gue buat lo.
"Sampai kapan kamu mau kayak gini ke aku?"
Reina bertanya setelah perempuan itu sudah berdiri tepat di hadapan Farhan, menatap cowok itu dengan mata bulatnya yang mulai berkaca-kaca.
"Aku tau aku salah, dan udah puluhan kali juga aku minta maaf sama kamu. Tapi bisa nggak, kamu sedikit aja berbaik hati memaafkan kesalahan aku demi kenangan masa kecil kita?"
"Kita dulu sangat dekat, Arga. Aku punya kamu, begitu pun kamu yang cuma punya aku. Satu kesalahan aku di masa kecil kita seharusnya bisa kamu lepaskan dengan mudah mengingat sekarang kita udah mulai beranjak dewasa. Kamu juga seharusnya udah bisa mengerti kalo anak kecil yang melakukan hal itu cuma karena nggak mau ditinggalkan sama teman-temannya yang lain, dan aku sangat menyesal tentang hal itu. Jadi please, maafin aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit [Completed]
FanficDi mata Shalsa, Farhan itu aneh. Cowok itu bisa sangat menyebalkan tetapi juga menyenangkan di waktu yang sama. Jeno x Somi *** Cover by pinterest