Farhan tidak tahu jika Shalsa sakit ternyata bisa semanja ini. Selama mereka dekat dan menjalani hubungan pura-pura ---yah walaupun masa itu sudah lewat dan kini hubungan mereka tidak memiliki nama apapun tetapi saling mencintai dengan brutal, Shalsa terbilang sangat jarang untuk selalu menempel dengan Farhan. Apalagi sampai tidak mau melepaskannya seperti sekarang. Karena biasanya Farhan yang selalu menempeli gadis itu seperti perangko.
Sudah tiga jam Farhan berada di kamar gadis itu, dengan tangannya yang digenggam erat oleh Shalsa. Jika Farhan bergerak sedikit untuk mulai beranjak, Shalsa akan melenguh dan malah semakin mengeratkan tangannya. Menahan Farhan untuk tidak pergi.
"Duh maaf ya, nak. Shalsa kalo lagi sakit emang manja banget. Biasanya dia begini ke Mama atau ke Papanya, tapi sekarang udah ada kamu jadi kamu deh yang jadi korban." Ucap Mama Shalsa sambil tertawa kecil.
Wanita paruh baya itu kini berjalan mendekat, dengan kedua tangan membawa semangkuk bubur hangat lalu meletakkannya di atas nakas.
"Nggak apa-apa, Tante. Jarang-jarang juga Shalsa kayak gini ke saya."
Ibu Shalsa tersenyum, "Tolong jagain Shalsa dulu ya, Nak Farhan. Nanti kalo Shalsa udah bangun suruh makan dulu terus diminum lagi obat demamnya."
"Siap, Tante."
"Tante ke bawah dulu."
Farhan mengangguk sambil balas tersenyum ramah, menatap punggung ibu Shalsa yang mulai menjauh kemudian menghilang di balik pintu.
Kemudian sorot matanya kembali pada Shalsa yang masih tertidur lelap. Menatap wajah gadis itu yang begitu tenang meskipun beberapa kali dia sempat mengernyit, seolah menahan sakit.
Kemudian dia mengusap kening Shalsa, menghapus guratan-guratan di sana dengan lembut hingga gadis itu kembali tenang.
Menatap wajah Shalsa yang sedang tertidur lelap memang bukan pertama kalinya untuk Farhan. Tetapi rasa kagumnya setiap melihat wajah ayu Shalsa yang sangat menyejukkan mata itu selalu sama seperti saat dia pertama kali melihat Shalsa. Hingga seringkali Farhan merasa, sepertinya Shalsa terlalu sempurna untuknya.
Perlahan, Farhan mengangkat telunjuknya dan mengusapnya pada kedua alis Shalsa yang terbentuk sempurna. Lalu turun ke mata lentik Shalsa yang sedang terpejam. Turun lagi melewati hidung mancungnya, bibir ranumnya, dan berakhir pada ujung dagu gadis itu. Merasakan lembutnya kulit mereka yang bersentuhan hingga membuat Farhan lagi-lagi merasakan degupan jantungnya yang menggila.
Sudah dapat dipastikan, Farhan kembali jatuh pada sosok Shalsa. Dia jatuh cinta untuk kesekian kalinya pada gadis itu.
"Jantung lo berisik banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit [Completed]
Fiksi PenggemarDi mata Shalsa, Farhan itu aneh. Cowok itu bisa sangat menyebalkan tetapi juga menyenangkan di waktu yang sama. Jeno x Somi *** Cover by pinterest