Shalsa berjalan menuju kelas dengan santai sambil sesekali tersenyum, menjawab beberapa sapaan yang dilontarkan untuknya meskipun ia mengetahui dengan jelas jika sapaan itu hanya sebuah basa-basi memuakkan yang sekedar diucapkan untuk menutupi ketidaksukaan mereka terhadap dirinya. Tetapi tentu saja Shalsa tidak pernah ambil pusing dan lebih suka mengabaikan fakta tersebut.
Lagian, nggak penting juga.
Sebenarnya Shalsa bukan termasuk siswa populer di sekolah, bahkan ia hanya gadis biasa dengan kepintaran di bawah rata-rata yang kebetulan beruntung bisa diterima menjadi salah satu siswa di SMA swasta yang cukup bergengsi di Kota Bandung. Tetapi karena ia memiliki rambut pirang bergelombang sepunggung dan wajah cantik khas perpaduan darah Indonesia dengan Belanda yang sangat mencolok, ia jadi mudah dikenali. Apalagi Shalsa juga dikenal sebagai orang yang paling dekat dengan Andri Ferdian, yang tak lain adalah sang the most wanted sekolahnya.
Yah memang di sekolah ini, siapa yang tidak mengenal seorang Andri?
Selain karena Andri terkenal dengan ketampanan dan sifatnya yang sangat friendly, dia juga merupakan ketua dari sebuah club motor sport yang cukup terkenal di Bandung. Hal itu membuatnya memiliki banyak teman tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Dan tentu saja, banyak perempuan yang menyukai Andri.
Tetapi sayangnya, para perempuan yang menyukai Andri harus menerima kenyataan jika Andri sudah memiliki seorang kekasih dari SMA tetangga yang juga terkenal cantik.
Jelas, Shalsa dan Andri tidak memiliki hubungan apapun selain hanya hubungan persahabatan yang sudah berjalan selama hampir lima tahun. Tepatnya, sejak mereka masih duduk di kelas satu SMP.
Tak lama, kelas yang hampir dua tahun ini Shalsa tempati kini sudah berada di depan mata. Keadaan kelasnya masih belum terlalu ramai mengingat sekarang masih jam setengah tujuh pagi dan koridor juga masih tampak lengang. Hanya ada beberapa siswa saja yang mondar-mandir memasuki kelas dan berjalan di sekitar koridor kelasnya.
Tetapi langkah Shalsa tiba-tiba terhenti saat ia merasakan ada sesuatu yang menarik tas ransel biru yang tersampir dibahunya, padahal hanya tinggal selangkah lagi ia memasuki kelas.
Shalsa menghela napas dengan sabar. Tanpa harus repot-repot berbalik pun ia sudah tahu siapa yang telah menahan tas ranselnya tersebut.
"Lepasin atau tangan lo gue gigit, Dri."
Seorang lelaki tinggi dengan rambut kecokelatan yang berada tepat di belakang Shalsa terkekeh pelan, masih berusaha menahan tas ransel yang ia pegang.
"Udah kayak kucing aja lo main gigit-gigit,"
Mendengar itu otomatis Shalsa mendengus, lalu menyiapkan ancang-ancang untuk berbalik dan berniat memberikan sebuah gigitan pagi kepada Andri yang memang selalu mengganggunya setiap pagi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit [Completed]
FanficDi mata Shalsa, Farhan itu aneh. Cowok itu bisa sangat menyebalkan tetapi juga menyenangkan di waktu yang sama. Jeno x Somi *** Cover by pinterest