-Shin Hyo Ri POV-
"Entah kenapa, aku rasa ada yang tidak beres dengan pikiranmu itu. Shin Hyo Ri."
Satu kalimat yang di lontarkan Shin Hae Yoon, kakaku, bisa membuatku seketika menghentikan aktivitas menggosok gigi di washtaple dapur.
Kelihatannya memang aneh, tapi aku telalu malas untuk menggosok gigi di kamar mandi sendiri. Itu terlalu memakan waktu menurutku. Jika aku berada di luar kamar mandi, maka aku bisa sekalian berbincang dengan yang lain.
Saat ini waktu masih menunjukan pukul enam pagi. Entah kenapa, aku dan kakaku bisa bangun sepagi ini saat weekend. Mungkinkah karena tidur terlalu dini, dan kami pun saat jam tiga dini hari bangun dan ke dapur mencari camilan. Dan pada akhirnya kami memutuskan untuk menonton film sampai pagi tiba.
Saat ini, di dapur, kami masih memakai piyama dengan muka yang masih kusut juga. Aku menggosok gigi ditemani kakak lelakiku yang satu ini. Ibu dan Ayah juga belum kembali dari luar kota karena suatu alasan.
"Heh, aku ini kan hanya memikirkan hadiah untukya nanti."
Aku membalas ucapan kakak lelakiku yang tiga tahun lebih tua dariku. Dia sudah ke jenjang kuliah semester tiga dan aku masih kelas dua SMA.
Ya, tepat hari ini, aku dan kekasihku anniversary yang ke dua tahun. Aku pun berencana memberinya hadiah. Karena aku merasa tidak enak, selalu saja aku yang dapat hadiah ketika tanggal anniversary datang. Untuk itu, kali ini aku yang akan memberinya hadiah.
"Kau tahu kan kalau dia itu lelaki? Bahkan tubuhnya saja lebih tinggi 4 centi dariku. Kau mau memberinya boneka beruang? Ha! Menjalinlah hubungan dengan dewasa, jangan seperti anak yang baru memasuki masa pubertasnya."
Hae Yoon memutar kursi bar ke kanan untuk sekedar memalingkan pandangannya dari wajahku dan kembali memutar kursi bar yang di dudukinya menghadap ke meja bar. Ia pun mengambil secangkir moccacino dan menyeruputnya.
"Entahlah. Aku bahkan berpikir untuk memberinya gelang berbentuk hati,"
Kudengar Hae Yoon hampir tersedak di minumnya. Aku tidak peduli apa yang terjadi padanya lalu mengambil segelas air dan berkumur untuk mengakhiri acara sikat gigku.
"Hah, bodoh. Beruntung kau seorang adik dari Shin Hae Yoon yang pintar ini."
Hae Yoon kembali meminum moccacinonya. Aku memandangnya dengan tatapan 'jika kau pintar, maka bantulah adikmu yang bodoh ini.'
Namun, wajah Hae Yoon seketika berubah cemerlang. Ia meletakkan cangkir moccacinonya lalu mengacungkan jari telunjuknya. Ia menatapku dengan sedikit mencodongkan badannya ke depan. Wajahnya masih cemerlang.
"Aku tahu apa yang harus kau berikan kepada si kelinci bodoh itu."
"Hei! Jangan memanggilnya seperti itu!"
Protesku tidak terima. Siapa juga yang mau kekasihnya diberi nama seburuk itu? Bahkan jika aku menjatuhkan nama Han Se Kyoung maka aku juga yang akan mendapat makian dari seorang Shin Hae Yoon.
"Mau ku bantu tidak? Mahasiswa fakultas hukum itu tidak akan punya banyak waktu kecuali weekend,"
Hae Yoon menatapku depan wajah malasnya. Aku tahu kesempatan ini tidak akan datang dua kali, jadi aku pun mengangguk dengan tegas. Kali ini aku menatapnya dengan serius.
"Baiklah kalau begitu. Jam 12 siang, kau harus sudah berpakaian dengan rapih."
Hae Yoon meneguk habis sisa moccacinonya dan berjalan begitu saja meninggalkanku dengan sejuta pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Oneshoot Compilation
Fanfiction[BAHASA] It's a shortfic casted by BTS 🏅Highest rank🏅 #62 in Fanfiction (180622)