Ketemu di Sekolah

123 3 0
                                    

3 juli 2015

Hari itu semua siswa disekolah saya tidak belajar, soalnya baru minggu pertama masuk sekolah, roster tetap pun belum ada. Jadi saya cuma jalan-jalan tidak jelas sambil ngobrol sama teman saya. Pas saya lagi asik ngobrol sama teman saya, saya melihat dia dari gerbang jalan masuk kesekolah. Saya kaget dong. Saya juga tidak tau kaget kenapa, yang jelas saya deg-degan. Trus dia menghampiri saya cuma mau mengajak saya tos. Pokoknya dia sambil senyum-senyum tidak jelas. Gimana saya tidak baper coba.

Siangnya karena tidak ada kegiatan disekolah, saya sama teman saya yaitu Oca, Wanda dan Nomnon memutuskan untuk pulang. Saya pun jalan kegerbang. Dari jauh saya sudah melihat Kak Dandi duduk-duduk di pos satpam sekolah saya. Tapi saya pura-pura tak melihatnya dan tetap jalan lurus kedepan.

Tiba-tiba... Suara yang sudah saya kenal memanggil saya disekolah untuk pertama kalinya.

"Windya..." Otomatis saya langsung memandang dia, tapi saya masih kayak orang bingung. Jadi saya balik ke belakang trus menunjuk diri saya. Masih tak percaya kalau saya yang dipanggil.

Dia cuma menganggukkan kepala lalu menyuruh saya ke hadapannya dengan melambaikan tangannya itu. Layaknya majikan yang sedang memanggil pembantunya.

Bodohnya saya, saya mau-mau saja ke hadapannya.
"Kau pulang sama siapa?" Pertanyaan pertama yang dilontorkannya.
"Sama teman.." saya menunjuk teman-teman saya yang terus saja jalan dan tak menungguku.
Lalu Dandi menjawab "Oh....." Sambil mengangguk.
Karena mendengar jawaban dia yang seperti itu, saya cuma mengangguk lalu jalan keluar gerbang. Pas saya jalan, dia tiba-tiba bilang "tidak mau pulang sama saya?" Sumpah.. Disitu saya senang bukan main. Setelah pertanyaan itu dia lontarkan, saya cuma dengan soknya terus jalan sambil melambaikan tangan saya. Pertanda kalau saya menolak tawarannya. Saya orangnya memang sok jual mahal tapi yah jujur saja saya sebenarnya mau.

"Alah... padahal kau mau..." Teriak dia lagi setelah melihat saya menolak ajakan dia untuk pulang bersama.

***

Saat itu saya sudah kelas XI, dan dia sudah kelas XII. Saya kiranya saya sama dia tidak akan lagi mengobrol disekolah. Dia yang saya pikir akan cuek sama saya. Tapi tidak. Dia malahan sering menyapa saya saya bahkan mengajak saya untuk berbincang sebentar. Dan intinya saya masih sok jual mahal.

30 juli 2015
Hari itu saya sama teman-teman saya ke kantin untuk membeli minum. Terus saya masuk dan mencoba menerobos orang-orang yang memenuhi kantin. Saya pun berdiri sambil memesan minum.
"Windya, dek ambilkan saya itu dong, mie" astaga.. Kenapa kakak kelas itu lagi coba, terus kenapa saya justru disuruh mengambilkannya mie, kenapa bukan orang lain saja yang disuruh.
Dan lagi-lagi saya pun bingung. Pokoknya setiap dekat dia itu saya selalu deg-degan jadinya saya bingung sendiri.

"Yang mana kak?" saya mencoba mencairkan suasana hati saya.
"Itu... Yang plastik warna pink"
Saya pun mengambilkannya mie yang dia suruh.

Karena orang-orang yang ramai, saya lalu keluar kantin sejenak menghampiri teman-teman saya. Eh tiba-tiba Kak Dandi juga keluar kantin mengikuti saya dan bilang, "Windya... Mau tidak ke bali lagi? Yang lain mau ke bali lagi katanya"

Karena kaget saya langsung menoleh dengan muka tolol saya. Dia kembali masuk ke kantin dan saya pun juga masuk untuk mengambil minuman saya yang sudah jadi.

"ah? Tidak kak. Tidak ada uang" refleks saya menjawab itu.
Salah satu teman dia yaitu Kak Reski (Kak Reski itu perempuan) tiba-tiba bicara dengan lawakannya "Dandi nanti yang bayarkan kau Windya"
"Iya.. Saya saja yang bayar" sahut Dandi sambil ketawa-ketawa tak jelas.

Selain di bali, dia juga pernah mengajak saya ke raja ampat, dikantin itu juga saat dia mengajak saya.
"Dek, ke raja ampat yuk"
"Tidak deh kak, mahal soalnya" kataku.

Tapi ajakan dia pun tak terlalu ku hiraukan.

Terlalu Jatuh Cinta (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang