Tahun Berikutnya

141 4 0
                                    

Beberapa bulan berlalu. Saya hanya bisa memandangnya dari kejauhan. Saya yang tak pernah jauh-jauh dari kelas saya, dia pun juga seperti itu. Masih sering eyes contact, tapi kayak ada yang aneh. Terus masih saling sapa, tapi tak ada lagi percakapan panjang antara kami. Contohnya kayak dia yang biasa menegur saya "windya..." Lalu pergi begitu saja. Saya pun yang hanya menjawab "Kak Dandi.." Sambil melihat kepergian dia.

14 Januari 2016
Yap, sudah tahun 2016. Sudah lumayan lama saya memendam perasaan ini sama dia. Yah mau bagaimana lagi.

Hari itu saya pulangnya lumayan lama, jadi pas saya keluar ke gerbang sekolah sudah sangat sepi. Jadi saya memutuskan untuk ke mas-mas jualan di depan sekolah saya. Mas-mas itu sering jadi tempat curhat saya tentang Kak Dandi atau paling tidak saya sering menanyakan Kak Dandi ke dia. "Mas.. Mas.. Kak Dandi sudah datang sekolah belum?" Yah itulah pertanyaan yang biasa saya tanyakan pagi-pagi disekolah.

"Mas tidak pernah kan sebut-sebut nama saya di depan Kak Dandi?" Pertanyaan iseng saya.

"Tidak kok.. Cuma sedikit saja"

"Ah..?!" saya langsung panik. Mas tukang jualan alat sekolah yang didepan sekolah saya sebut nama saya didepan Kak Dandi.

"Saya cuma bilang dicari sama Windya"

"Jadi.. Jadi dia bilang apa?" Tanya saya yang sudah panik karena malu. Gila saja, saya yang sudah sok-sok jual mahal didepan Kak Dandi eh tapi saya justru cari tahu tentang dia dibelakangnya.

"Dia tak bilang apa-apa. Cuma senyum-senyum saja"

"Sudah lah Mas. Tak tau jaga rahasia nih"

Sumpah saya tak tahu mau bilang apa lagi. Jadi saya yang sedikit kesal langsung meninggalkan mas-mas jualan itu ke pos satpam sekolah.
Hari itu saya dijemput sama bapak saya. Semenjak naik kelas XI bisa dibilang saya sudah tak pernah naik angkutan umum lagi seperti kelas X mungkin karena teman kelas X saya tak sekelas lagi denganku. Saya, Wanda, Oca dan teman saya yang lainpun sudah jarang bersama-sama paling hanya menyapa biasa. Apalagi Indah, teman saya yang selalu nyatuin kami semua, selalu menentukan waktu untuk kami semua jalan-jalan sudah pindah ke Manado.
Seperti biasa Bapak saya selalu lama menjemput saya dan membuat saya harus menunggu tak jelas. Sendirian lagi.
Saya duduk-duduk di pos satpam. Untungnya ada Pak Syam, pak satpam yang selalu setia menemani siswa. Pak Satpam yang selalu jadi tempat curhat saya menceritakan guru-guru disekolah.

Tiba-tiba satu persatu anak kelas tiga keluar dari dalam sekolah. Saya baru ingat, anak kelas XII les disekolah untuk persiapan UN. Disitu saya panik, saya takutnya penjemput saya belum datang saat Kak Dandi keluar dari dalam sekolah.
Dari jauh saya sudah melihat dia. Saya yang awalnya sedang bicara sama Pak Syam tiba-tiba saya langsung menundukkan kepala saya ke meja. Saya menopangkan dagu saya ke atas telapak tanganku. Saya pun sok korek-korek meja biar sok-sokan memang tidak melihat dia. Ya iyalah soalnya saya sangat malu, saya sudah ketahuan sering menanyakannya diam-diam.

"Windya kau belum pulang?"
Suara itu saya dengar. Yah suara Kak Dandi. Saya pura-pura tak dengar pada saat itu. Saya masih saja sok-sokan korek-korek meja.

"Woi kau belum pulang" dia mengulangnya lagi.
Karena saya yang tak merespond-respond, Pak Syam tiba-tiba bilang "Windy di tanya itu" (dia memang biasanya panggil saya Windy)

Karena takut dikatakan budek, makanya sayapun mendongak ke wajah Kak Dandi dan memperbaiki badan saya keposisi duduk tegak.

"Ah?" Itu yang saya ucapkan. Saya pura-pura tak dengar sama apa yang tadi dia katakan.

"Kau belum pulang?"

"Belum.."

"Ya sudah sini saya antar pulang" Ajak dia.

"Tidak usah Kak"
Lagi-lagi saya menolak. Tidak tau kenapa setiap dia mau mengajakku pulang, pasti saya tanpa berpikir langsung bilang tidak. Mungkin karena saya sudah tau kalau Kak Dandi suka juga ajak-ajak cewek lain untuk pulang bersamanya. Pokoknya saya takut naik mobilnya dia.

"Saya antar sampai depan deh kalau begitu?!"

"Tak usah Kak"

"Ya sudah saya duluan yah"
Dia berbalik. Tapi beberapa detik kemudian dia menoleh lagi.

"Eh iya.. Yang lain katanya mau ke Singapura. Mau ikut tidak?"

"Hm.... Tidak deh Kak"

"Oke ya sudah"

Sangat jelas dia mau lama-lama bicara sama sama. Eh entahlah.

Terlalu Jatuh Cinta (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang