Pada suatu malam dirumah Arini. Langit terang benderang ditabur bintang. Angin tertiup perlahan menyisakan dinginnya malam. Heningnya malam itu menghiasi seisi kamar Arini.
Arini sedang duduk di dekat jendela memandangi bintang bintang dilangit yang berkelap kelip pada malam itu. Sedang teringat akan seorang pemuda yang akhir akhir ini selalu ada didekatnya sejak beberapa tahun lalu. Entah susah maupun senang. Entah penting maupun tidak. Entah kapanpun dan dimanapun.
‘Mas Arga’ begitu Arini memanggilnya. Sosok laki laki dewasa yang kini telah mapan karena Haris memutuskan untuk memperkerjakan Arga dikantornya yang juga telah mengacak acak pikiran Arini. Arini merasa nyaman dan tentram jika berada disisi Arga.
Arini pun tak mengerti tepatnya kapan hatinya mulai terketuk untuk mencintai sosok Arga yang menjengkelkan. Tetapi sesungguhnya kejengkelan yang Arga buat hanyalah untuk menciptakan senyum nan indah dari bibir Arini.Sedang tenggelamnya Arini dalam lamunan tiba tiba terdengar dering telepon genggam Arini membuyarkan lamunannya. Entah seperti takdir atau hanya sebuah kebetulan. Orang yang sedang dipikirkannya menelpon seakan tahu dirinya sedang dirindukan.
“Halo Mas Arga…” Sahut Arini keseberang sambungan.
“Lagi apa Rin?” Tanya Arga.
“Arin lagi…..” Perkataannya terputus karena sadar sedari tadi sedang memikirkan Arga. Ia tak mungkin mengatakan hal itu pada Arga.
“Rin? Halo? Kok diem? Lagi mikirin aku yaaa….hayo ngaku aja” Canda Arga dari seberang sana.
“Ih apaansih, buat apa Arin mikirin mas Arga. Mas Arga jelek, jelek, jeleeeeeekkkk” Balas Arini.
“Yeeee kurang ajar ya lama lama.” Arga jengkel.
“Heheheh, ada apa mas nelpon? Kangen ya sama Arin?” Tanya Arini menggoda.
“Iya aku kangen Arin, gimana dong?” Balas Arga. Arini pun terdiam merasakan raganya telah terbang tertiup angin malam.
“Ketemu yuk Rin. Di tempat biasa.” Ajak Arga. Arini sangat senang Arga memintanya untuk bertemu.
“Hmmm gimana ya…” Kata Arini jual mahal.
“Ayolah riiiin. Nanti aku jemput deh.” Rayunya.
“Yaudah iya. 10 menit lagi aku rapi, mas Arga harus udah stay depan rumah. Oke?” Kata Arini menyetujui.
“Siap komandan!” Sahut Arga semangat.
“Hati hati dijalan mas Arga…..” Kata Arini membuat Arga makin semangat dan tak sabar untuk menemuinya.
***
“Wiii kamu cantik banget hari ini. Eh cantik terus deh setiap hari.” Sambut Arga saat Arini keluar dari dalam rumah.
“Arin kan emang cantik terus gak ada habisnya, gak ada obatnya, gak ada asatnya.” Balas Arini melebih lebihkan dirinya.
“Yah, udah dipuji malah ngelunjak.” Cibir Arga. Arinipun memukul pelan bahu Arga.
“Akhhh sakit! Sakit! Sakit banget ini ya ampuuun.” Rintih Arga pura pura.
“Masnya ngapain sih? Udah malem nih.” Kata Arini datar.
“Yah padahalkan pengen diperhatiin, gak peka banget sih.” Gerutu Arga sambil berjalan menuju motornya. Arinipun tersenyum melihat tingkah Arga.
Sampailah Arga dan Arini ketempat favorit mereka berdua. Dimana seluruh kota dapat terlihat dari sana. Berkali kali mereka pergi kesana tetapi tak kunjung mereka dapatkan rasa jenuh pada tempat itu. Arga dan Arini seringkali berbincang dan bercanda tawa ditempat itu. Hingga saat ini tempat itu akan menjadi saksi bisu terciptanya cinta diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Senyum Arini
RomanceKisah seorang pemuda yang jatuh cinta saat pertama kali melihat senyuman wanitanya. Kisah dua anak manusia yang sama sama kesepian. Lalu dipertemukan oleh takdir dan membuat mereka bersatu. Menjalani rintangan yang silih berganti mencerca hubungan m...