Di hari hari berikutnya Arga terus memikirkan Arini. Semakin sering ia bertemu dengannya. Semakin ia ingat senyuman indah nan tulus yang dilemparkan dari bibirnya itu dan lalu tersenyum senyum sendiri. Ia jatuh hati pada saat pertama kali melihat senyum itu. Arga takkan mudah untuk melupakannya. Melupakan senyuman seindah milik Arini.
“Mah, aku udah gak mau bantu bantu buat pernikahan kakak lagi.” Rengek Arini saat ibunya meminta untuk membelikan keperluan pernikahan Sinta.
“Rin, Sinta kan kakak kamu. Kamu harus bantu.” Nasihat Tika.
“Dulu dia kakak aku, sekarang udah kadaluarsa.” Sahut Arini.
“Rin, kok ngomongnya gitu si?” Protes Tika.
“Mah, mamah tau kan Arin udah gak suka sama kak Sinta. Dan yang pasti Arin gak mau bantu apapun dipernikahan dia. Jujur aja aku gak mau dia nikah apalagi sama Wisnu.” Tutur Arini.
“Hey, wisnu wisnu aja. Panggil mas kek, kakak kek.” Ucap Tika.
“Ga pantes panggil apa apa buat orang songong kaya dia, mah.” Balas Arini.
“Songong gimana sih?” Tika bingung.
“Dia itu seenaknya, mah. Masa dia yang mau nikah kita yang harus repot? Dia bantu apa coba? Kesini kek gitu ngecek ngecek kek apa lah. Enggak kan? Dikata dunia milik dia kali.” Jelas Arini penuh kesal.
“Ahhh udah udah mamah mulai pusing sama omongan kamu. Pokoknya sesuai permintaan ayah kamu. Kamu harus belanja keperluan pernikahan sama Arga. Nih nomornya kamu telpon sama janjian sama dia.” Perintah Tika menyodorkan robekan kertas kecil berisikan nomer telpon Arga.
“Ck. Iya iyaa nyonya besaaaarr….” Ucap Arini nurut.
***
“ Kriiiiingg…. Kriiingggg….. Kriiiiingggg……” Suara telepon berdering menandakan ada panggilan. Arga pun yang sedang asyik mempelajari berkas berkas ayahnya pun segera menghampiri telepon itu.
“Halo assalamu’alaikum….” Kata Arga sopan.
“Iya walaikum salam. Benar ini dengan Arga?” Jawab seorang diseberang sana.
“Iya betul. Ini siapa dan ada keperluan apa?” Tanya Arga.
“Hai mas Argaaa” Jawab seseorang dalam telepon. Ternyata ia Arini, ia menelponArga karena ingin ditemani berbelanja keperluan pernikahan kakaknya.
“Arini? Apaan sih jangan panggil aku mas dong. Aku belum tua” Balas Arga kesal.
“Hahahha iya iya deh terserah.” Kata Arini cekikikan.
“Ada apa? Kangen aku ya?” Kata Arga menggoda.
“Ih apaan sih. Arin gak mau kangen sama mas. Masnya jelek.” Balas Arini.
“Ih bisa nyebelin juga kamu. Awas ya kalau sampai kamu kangen aku. Bahkan kamu suka aku. Aku gak akan mau sama kamu, kamu jangan ngejar ngejar aku ya.”
“Ih apaan sih. Kenapa jadi ngobrolin itu.”
“Tuh kan kamu berarti udah suka sama aku tuh, langsung salah tingkah gitu haahah” Kata Arga lagi lagi menggoda.
“Mas udah ih apaan sih.” Arini kesal.
“Heheheh iya iya sayaaang. Ada apa?” Tanya Arga.
“Temenin Arin yuk”
“Kemana?”
“Belanja keperluan pernikahan kakak.”
“Loh yang mau nikah mereka, kenapa jadi kita yang ribet? Emang kita mau nikah juga sekalian sama mereka? Kalau gitu ayo deh aku mau.” Kata Arga lagi lagi bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Senyum Arini
RomanceKisah seorang pemuda yang jatuh cinta saat pertama kali melihat senyuman wanitanya. Kisah dua anak manusia yang sama sama kesepian. Lalu dipertemukan oleh takdir dan membuat mereka bersatu. Menjalani rintangan yang silih berganti mencerca hubungan m...