Chapter 2

1.7K 292 67
                                    

Keributan yang terjadi di ruang tamu terhenti. Tatapan mereka terpaku pada Jisoo yang baru saja memasuki rumah. Di sampingnya, berjalan seorang remaja asing yang baru pertama kali mereka lihat.

"Kau bersama siapa Jisoo-ya?" Seungcheol bertanya sembari mendekat. Memperhatikan Wonwoo yang langsung beringsut. Semakin merapatkan tubuhnya pada Jisoo dan menggenggam tangannya erat.

"Dia adikku," jawab Jisoo tenang. Justru tersenyum saat yang lainnya tercengang.

"Apa maksud, Hyung?" Seungkwan bertanya tidak suka. Entah kenapa, ia tidak suka melihat kehadiran anak itu. Ia yakin anak itu akan merebut perhatian Jisoo dari mereka semua.

"Dia tidak memiliki siapapun lagi di dunia ini. Jadi aku membawanya bersama. Mulai saat ini, dia adalah adikku. Jadi kalian harus saling menyayangi."

Tanpa menunggu persetujuan lainnya, Jisoo mengajak Wonwoo pergi. Meninggalkan mereka yang terlarut dalam kebingungan.

"Jadi, siapa namanya?" tanya Seungcheol sebelum Jisoo menghilang. Karena bagaimanapun, ia tidak akan bisa menentang apapun yang Jisoo inginkan. Karena seluruh penghuni rumah itu tahu, Jisoo adalah orang yang tenang namun tidak tertebak.

"Kalian bisa memanggilnya Wonwoo," jawab Jisoo sebelum benar-benar menghilang.

"Wonwoo?" lirih mereka bersamaan. Ekspresi wajah mereka berubah mendengar nama itu.

"Bahkan kau memberi nama Wonwoo untuk anak itu," batin Seungcheol.

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0

"Kau menyukainya?" Jisoo duduk di pinggiran ranjang. Tepat di samping Wonwoo yang tengah memperhatikan sekitar kamar.

"Kau menyukai kamar ini, hem?" tanya Jisoo sekali lagi.

"Apa ini akan menjadi kamarku, Hyung?" Wonwoo balik bertanya.

"Tentu saja kalau kau menyukainya." Jisoo menimpali. Kali ini Wonwoo kembali memperhatikan sekitar kamar.

Kamar yang akan ia tempati berbentuk minimalis. Paduan warna putih, biru muda dan ungu muda yang menjadi satu. Tampak begitu manis namun menenangkan.

"Tidak ada warna merah," lirihnya.

"Aku menyukai kamar ini, Hyung."

Jisoo tersenyum mendengar jawaban itu. Ikut memperhatikan seisi kamar seperti yang Wonwoo lakukan. Dan tatapannya terhenti pada jemari Wonwoo yang menyentuh permukaan seprai. Meski sekilas, tatapan itu berubah sendu. Namun hanya bertahan beberapa detik, karena setelahnya ia kembali tersenyum.

"Sekarang mandilah! Setelah itu, hyung akan menunjukkan sesuatu padamu." Jisoo beralih dari duduknya. Membuat Wonwoo mengalihkan atensinya.

"Hyung, apa aku menakuti mereka?" Jisoo menggeleng mendengar pertanyaan itu.

"Mereka semua adalah orang baik. Seiring berjalannya waktu, mereka akan terbiasa. Jadi, jangan pikirkan apapun."

"Tapi—"

Jisoo kembali duduk di tepian ranjang. Menggenggam sebelah tangan Wonwoo yang terasa dingin.

"Ingatkan apa yang hyung minta?" tanya Jisoo. Dan Wonwoo mengangguk menanggapinya.

"Bukannya kita sudah berjanji, hem?" tanyanya sekali lagi.

Pemuda tampan itu tersenyum saat lagi-lagi pemuda yang lebih muda mengangguk. Seperti niat awalnya, ia pergi dari kamar. Membiarkan Wonwoo untuk membersihkan dirinya.

Light In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang