How do you kill, A dying love,
One that you thought, was sent from above
One that brought so many lies and tears
One that you swore would last through the years
But now I lie here,
Broken in pain,
Clinging to life,
(Disadur dari puisi Candace Nau – My Sorrow Song)
THE CONCUBINE
Plaetinuhm present
2k17...
"Kemarilah kucing kecil, jangan tampakkan taringmu seperti itu. Aku tahu kau ketakutan, datanglah kepelukanku seperti pelacur lain dan aku akan membuatmu terbang." Si pemusik tetap diam, walau suara gelak tawa merendahkan itu benar-benar terdengar merendahkan belum lagi siulan-siulan nakal yang tak henti-hentinya terdengar. Matanya memejam lelah, memilih abai dan lebih memusatkan perhatianku pada gayageum yang sedang dimainkannya. Abai pada bedebah-bedebah yang hanya beruntung karena memiliki titel sebagai anjing-anjing pesuruh raja.
"Selir Park, layani mereka dengan benar. Kau harus menuangkan arak pada cawan para jendral juga menteriku." Suara berat itu menginterupsi kegiatan Selir Park saat memainkan gayageum, Ia diam dan mengacuhkannya.
'Park Jimin jangan dengarkan semua itu dan mainkan gaegeummu dengan benar.' Ia berbisik pada dirinya sendiri, dengan menyelip doa di akhir gumamannya. Karena merasa diacuhkan, pria tinggi itu berjalan mendekati Selir Park lalu langsung menarik pergelangan tangannya dengan kasar. Ia sama sekali tidak mengindahkan Selir Park yang meringis karena dipaksa berdiri saat tengah memangku gayageum, alat musik itu memiliki berat yang cukup tidak main-main.
"Ada apa dengan perilakumu. Apa aku harus mengajarimu sopan santun di depan mereka sekarang, Selir Park?" Ia mencondongkan tubuhnya, Selir Park bisa merasakan bulu kuduknya merinding ketika Ia menjilati daun telinganya dengan sensual. Tangannya merambati jeogori sang selir dan mulai menarik lepas pitanya, dengan sedikit panik selir kecil itu menepis tangan sang Raja.
Tetapi tubuh lelaki di depanny kini gemetar menahan marah, dengan kasar ia menarik lepas jeogori yang dikenakan Selir Park dan membalik tubuhnya. Membiarkan kacung-kacung raja itu melihat langsung pada bahu dan tulang selangkanua yang terekspos, juga sedikit bagian dada sang selir yang tidak tertutupi chima.
"Apa aku harus menelanjangimu didepan mereka agar kau dapat belajar bagaimana seharusnya kau bersikap, Selir Park?" Ia kembali membisiki Selir Park sembari kini tangannya mulai meraba tali chimanya dengan gerakan main-main. Selir Park segera menggeleng, ujung matanya memerah dengan setumpuk liquid bening yang siap turun kapan saja ketika sang selir menggerakkan kepala.
"Annimnida, Cheona. Saya bersalah, mohon ampuni saya." Selir Park bersimpuh pasrah di dekat kakinya, sedang sang raja hanya tertawa puas melihatnya seperti itu. Raja bedebah itu ikut berjongkok disampingnya lalu menepuk-nepuk kepalanya pelan.
"Nah sekarang, gundikku yang manis. Tuangkan arak pada cawan pesuruh-pesuruhku." Ia hanya mengangguk, lebih memilih unthk menurutinya dibandingkan harus dipermalukan lebih dalam lagi olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Concubine
Fanfiction[ REWRITTEN ] Bunga teratai adalah analogi yang tepat mengenai hidup Park Jimin, Dimana keindahan nya mekar disaat ia berada ditengah kubangan nafsu hewani, Di tengah perebutan kekuasaan, cintanya mekar merekah. Maka, manakah yang akhirnya menjadi t...