The moon should know no sadness
Why, then, is she always full when dear ones are parted?
As men's grief and joy, parting and union
So the moon is bright or dim, waxes and wanes
Always some flaw, and so it has been since of old
My one wish for you is long life
And to share in this loveliness far, far away
(Shu Shi, The Moon Festival)
Tubuh Jungkook gemetar saat ia menarik busurnya, hatinya seolah teremas saat melihat Jimin yang hampir menangis di arena panahan sana."Cepat kau tarik busurmu." Taehyung menyeringai, Jungkook menahan nafasanya sebelum kembali menarik busurnya erat-erat. Semuanya hanya tinggal ia lepaskan, nasib seseorang tengah bergantung padanya dan entah kenapa ia meragu sekarang.
"Anda bisa menghukum saya saja, Hyungnim. Tolong hukum saya." Jungkook jatuh menyembah, ia tidak bisa melakukannya hatinya tidak kuat menatap Selir kakaknya yang terlihat kacau disana.
"Kau mengambil keputusan yang salah." Taehyung menggeram marah, ia menarik pedang yang berada di tangan pengawalnya lalu meletakkannya di leher adiknya sendiri, sisi pedang yang tajam melukai bagian leher sang adik hingga membuatnya berdarah.
"Saya tahu saya salah, Cheona. Saya telah bersalah mohon hukum saya dan jangan hukum Selir Park." Jungkook memejamkan matanya, jika ini memang jalan akhirnya ia akan menerimanya dengan lapang dada.
"Tentu saja kau salah! Berani-beraninya kau mengingini seorang selir raja!" Pedang yang berada dalam genggaman Taehyung semakin dalam mengiris leher Jungkook, darah segar kini tak hanya menetes tipis tetapi sudah mulai menderas.
"Jusang hentikan!" Wanita itu berlari mendekat, tergopoh-gopoh karena panik melihat Jungkook yang bersimpuh dengan pedang kakaknya yang sebentar lagi akan menebas lehernya.
"Jusang, maafkanlah adikmu." Wanita itu menghampiri Jungkook lalu memeluk lelaki itu sayang, air mata sudah membasahi pipinya.
"Tapi ia bersalah, Eomma – mama. Sudah sepantasnya ia mendapatkan hal itu, bukankah hukuman bagi seorang lelaki yang mengingini milik raja adalah hukuman mati?" Tangan Taehyung mencengkram erat hulu pedangnya.
"Tapi ia adikmu! Bagimanapun ia adikmu! Kau tidak boleh melakukannya, Jusang!" Ada rasa iri ketika melihat wanita tua itu memeluk Jungkook, hatinya berkobar. Ia mendengus bengis lalu membuang pedangnya ke lantai.
"Baik kalau begitu, Sekretaris Kerajaan Jung buat surat keputusan untuk mengirim Jinsoo – gun ke pengasingan." Ia berkata dingin.
"Baik, Cheona."
"Tidak, tidak Jusang! Anda tidak bisa melakukannya, Jusang! Tidak!" Taehyung hanya mengabaikannya, ia mengabaikan sang ibu suri yang sudah jatuh bersimpuh dikakinya dan hanya melenggang tidak peduli.
Semuanya sudah jelas, tidak ada seorangpun yang berpihak padanya. Lelaki tinggi itu menghela nafasnya letih.
.
.
Plaetinuhm's Present
2018

KAMU SEDANG MEMBACA
The Concubine
Fanfiction[ REWRITTEN ] Bunga teratai adalah analogi yang tepat mengenai hidup Park Jimin, Dimana keindahan nya mekar disaat ia berada ditengah kubangan nafsu hewani, Di tengah perebutan kekuasaan, cintanya mekar merekah. Maka, manakah yang akhirnya menjadi t...