O7. The Concubine : Broken Branch

2.8K 481 43
                                    

落花有意,流水无情。

The flower has intentions, but the water has no feeling.

While the dropping flowers pine for lovethe heartless brook babbles on.

The waterside flower pining for love sheds petals, while the heartless brook babbles on.

.

.

Plaetinuhm's Present

2018

The Concubine – Broken Branch

(Direkomendasikan membaca sembari memutar media atau mendengarkan lagu Wendy – Because I Love You)

.

.

"Apa anda sudah siap, Sukyi – Park?" Jimin menoleh, ia mengangguk dengan senyuman terpasang di bibir penuh bergincu merah miliknya. Ia hanya mengangguk, pelayannya dengan sigap memasangkan sebuah drum kecil di tubuhnya, mengikatnya dengan erat.

Hari ini ia terlihat sangat cantik dengan jeogori sutra berwarna hitam dengan motif merah, rambutnya tidak lagi memakai model gelungan biasa. Ia kini memakai gache dengan hiasan dwikkeoji yang terlihat mewah sekaligus berat.

Ia memasuki ruangan dengan sangat anggun, setelah memberi hormat ia menunggu instruksi sang raja selanjutnya. Dengan senyuman Taehyung mengibaskan tangannya, memberi gesture kepada para pemusik untuk mulai memainkan alat music mereka.

Jimin mengangguk, pesta diadakan di salah satu aula kerajaan. Sang raja hanya berjarak beberapa depa dengan mereka, tetapi tempat para menteri dipisah dengan Taehyung dengan menggunakan satu sekat dan satu pintu geser.

Seruling ditiup dan ia bersama para penari lainnya mulai bergerak, dengan luwes ia menabuh drum yang ada di gendongannya. Gerakannya terlihat anggun dan ayu tetapi begitu menggoda dengan lirik mata yang berbisa.

Berkali-kali ia bisa mendengar decak kagum para menteri yang tak lepas memperhatikan tubuhnya yang bergerak kesana kemari. Ia dan jeogori hitamnya terlihat lebih mencolok dibandingkan dengan para penari istana yang memakai jeogori berwarna merah muda pucat.

Gerakannya yang lihai seolah membius, dari sudut matanya ia melirik Menteri Song yang menangkap gerakan kecilnya. Lelaki itu mengangguk mengerti sembari meneguk arak dari cawannya.

Pesta baru saja dimulai.

"Apa kalian semua siap?" Lelaki bertopeng itu menoleh, memeriksa temannya yang sama – sama menganggukkan kepala mereka setuju.

"Masih ada waktu sebelum ini semua terjadi. Kalian bisa pergi jika tidak ingin melakukan ini." Mereka kompak menggeleng mendengar ucapan pemimpin mereka.

"Kami siap melakukan ini bersama-sama, dengan melakukan penyerangan ke istana walaupun nanti kita tertangkap setidaknya kita pernah memberi peringatan kepada raja lalim itu." Ucap salah satu pria berpakaian hitam dengan kain hitam yang menutupi setengah wajahnya.

"Baik, ingatlah. Hanya bunuh yang ada dalam target kita, selain itu tinggalkan atau jika kalian tidak bisa membunuh mereka. Cukup berikan terror yang membuat mereka tidak tenang selama seminggu ini."

The ConcubineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang