+ Creepy 파스타 + 제15장 +

2.1K 213 7
                                    

Title : Real ×3 (2)×
Cast : Bangtan


-kalian siap ?-
-YES!-


Real begin


•×X×Xו


*Jungkook Point Of View*


BANG!

Secara harfiah, aku terlempar ke udara ketika aku mendengar suara itu. Aku mengira jantungku telah melompat keluar. Karena caraku duduk, aku hampir terjatuh, namun aku akhirnya mampu menyeimbangkan diriku dan berusaha kabur dari ruangan itu. Walaupun aku sekeras mungkin mencoba untuk berlari, namun tubuhku terjerembab dan aku pun terjebak di sana. Kakiku menolak untuk bergerak. Aku terus mencoba merangkak dan menoleh untuk melihat apakah ia mengejarku. Namun kemudian ...

DUK!!!

Kepalaku menghantam dinding, sangat keras. Rasa takutku menelan semua rasa sakitku sehingga aku tak merasakan apapun. Yang kutahu berikutnya, darah mengalir dari pelipisku dan menetes di alis mataku. Namun yang lebih kupedulikan saat itu adalah segera kabur dari makhluk itu ketimbang apapun.

Darah yang mengalir ke mataku mulai membutakanku. Aku mulai bisa bergerak dan mengulurkan tanganku, mencoba mencari pintu. Namun sekeras apapun aku mencoba, aku tetap tak bisa menemukan jalan keluar.

“Kau tak bisa pergi sekarang!” teriak Miss Yoonji. Suara itu cukup untuk menghentikanku untuk melarikan diri dari ruangan itu. Aku membeku di sana dan mencoba untuk menguasai keadaan. Akupun mencoba untuk mengikuti perintah Miss Yoonji, apapun itu. Sebab mungkin itu satu-satunya jalan keluar.

Ketika aku mengusap darah dari mataku, aku melihat bahwa orang tuaku mencoba mendobrak masuk ke ruangan. Mungkin saja perintah Miss Yoonji tadi ditujukan pada kedua orang tuaku yang meninggalkan ruangan mereka dan mencoba masuk ke sini. Miss Yoonji menunggu sejenak hingga aku siap mendengarkan apapun perkataannya.

“Maaf, Jungkook. Pasti tadi sangat menakutkan bagimu ya? Sekarang sudah baik-baik saja. Kembalilah ke sini.” beliau kemudian berpaling ke arah orang tuaku yang kini berdiri di depan pintu. “Sekarang sudah tak apa-apa. Kembalilah dan biarlah saya menyelesaikan ini semua.”

Aku bisa mendengar mereka berbicara di balik pintu, walaupun aku tak bisa menerka apa yang mereka katakan. Aku kembali menuju ke tempat Miss Yoonji duduk dan beliau mengulurkan sebuah sapu tangan untuk mengusap darah dari wajahku. Sapu tangan itu terasa harum saat kugunakan. Aku duduk bersila kembali dan menyadari bahwa suara “Bang!” yang kudengar tadi bukan berasal dari iblis itu, melainkan dari Miss Yoonji yang memukulkan tangannya ke Tatami.

“Jungkook, apa kau mendengarnya? Apa kau melihatnya?”

“Aku melihatnya.” Aku menelan ludahku. “Ia menanyakan kepadaku, ‘Kenapa, kenapa ... ‘ terus menerus.”

Wajah Miss Yoonji menjadi teduh. Aku terus mencoba untuk tetap tenang di depan Miss Yoonji, meskipun aku baru saja mengalami pertemuan yang mengerikan dengan makhluk itu. Kini aku harus melakukan apapun yang harus kulakukan untuk mempermudah mengusir iblis itu dari hidupku.

“Benar katamu,” beliau mengangguk, “Ia terus bertanya ‘Mengapa?’. Mengapa menurutmu ia bertanya seperti itu?”

“Uh ... saya tak tahu. Apa seharusnya saya tahu?” aku tak memiliki ide sama sekali.

“Jungkook, apa kau takut?”

“Ya, saya masih takut sekarang.” aku mengalihkan wajahku dari beliau karena merasa malu.

“Kenapa?”

“Well ... semua ini sangatlah aneh bagiku. Hantu dan semuanya, maksud saya ...” aku tak tahu apa lagi yang harus kukatakan. Aku merasa Miss 
Yoonji mencoba membuatku mengerti sesuatu, namun aku hanya tak memahaminya.

“Apa dia melakukan sesuatu kepadamu?”

“Yah, kurasa ...” aku dulu yakin dia mencoba menyakitiku, namun kini aku tak yakin. Kepalaku yang berdarah juga bukan karena perbuatan hantu 
itu. Itu karena kecerobohanku akibat kepanikanku sendiri. “Leherku berdarah dan sepertinya tadi ia mencoba melepas jimat dari wajahnya.”

“Ya, aku ingat. Aku juga melihatnya. Tapi apa ada sesuatu yang lain terjadi?”

Aku sama sekali tak bisa menjawabnya. Aku tak yakin harus menjawab apa.

“Aku tahu Nak, situasi ini amat berat untuk dijalani ...”

“Maaf, saya benar-benar tidak tahu ...”

“Tak apa-apa.” beliau mulai menjelaskan agar segalanya terdengar masuk akal bagiku. Mungkin mengatakan bahwa beliau sedang 
“menguliahiku” adalah istilah yang tepat.

Pertama dan yang paling penting, makhluk yang baru saja menampakkan diri tadi adalah semacam roh atau lebih tepatnya monster. Aku bertanya apa ia jahat, namun beliau tampaknya tidak memiliki jawaban yang jelas atas pertanyaan itu. Beliau mendapat kesan yang jelas bahwa 
makhluk itu semacam roh yang “gelap”, namun beliau tak merasakan hal-hal yang “kejam” dari makhluk itu.

“Bahkan jika suatu roh tidak bermaksud jahat, hal-hal seperti ini bisa terjadi jika mereka terlalu kuat.” Beliau menjawab, “Wanita itu ... roh itu ... sudah sendirian sejak waktu yang sangat lama. Ia melewati waktu bertahun-tahun, ingin agar seseorang berbicara dengannya, menyentuhnya, melihatnya, atau hanya sekedar menyadarinya. Roh itu melihatnya dalam dirimu dan ketika kau memperhatikannya, ia menjadi sangat senang. 

Nah sekarang, jangan salah paham akan apa yang akan kukatakan, namun dibandingkan wanita itu, kau lebih lemah. Karena itulah kau merasa takut dan karena itu pulalah tubuhmu bereaksi sangat kuat jika ia hadir.” Cara beliau berbicara sangatlah tenang dan perlahan, seakan ia berbicara dengan seorang anak kecil.

Aku masih tak tahu apa yang harus kulakukan. Aku dulu berpikir roh itu jahat, namun kini setelah mendengar penjelasan Miss Akagi ... ah, aku tak tahu apakah yang dikatakan Miss Akagi itu benar ataukah ia hanya mencoba membuatku tak merasa takut lagi.

“Nah, sekarang mari kita lakukan sesuatu untukmu. Ini akan memakan waktu, namun yakinlah ... aku pasti menolongmu!” kata-kata itu membuatku merasa lebih baik. Aku merasakan kelegaan ketika aku mendengar ada harapan untuk lepas dari ini semua. Aku akan menulis di sini apa yang beliau katakan kepadaku. Aku takkan melupakan kata-kata ini.

“Jika sesuatu terlalu menakutkan untuk dilihat, atau kau tak mengerti apa itu, ingatlah bahwa ia merasakan rasa sakit, sama seperti yang bisa kau rasakan. Raihlah dan cobalah tolong dia. Mungkin itulah yang ia tunggu-tunggu selama ini.”

Miss Yoonji mulai membaca kitab suci. Tak seperti apa yang kuduga, ternyata beliau tidak sedang mengusir roh itu, melainkan untuk membuatnya tenang.

Malam itu, kepalaku teramat sakit dan leherku terasa seperti terbakar, namun aku tertidur sangat nyenyak. Miss Yoonji membiarkanku menginap di sana karena yah, menurut beliau aku masih bertingkah sangat aneh.

     + To be continued +

BTS Creepypasta [BTS Horror]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang