4

2.2K 231 5
                                    

Tangisan ku mulai berhenti, kali ini, aku memberanikan diriku menatap nya yang sudah ada didepan ku sambil berjongkok juga.

"Aku tahu, kamu membenciku. Tapi aku ingin ada didekatmu, karena aku suka padamu."

-----

Barusan itu... Pernyataan cinta?

"Ukh, kenapa tiba-tiba kau bilang begitu?! Aku ga ngerti!!"

Tanpa melihat kearahnya, aku langsung berlari kencang. Pergi meninggalkannya.

"Shani!!"

Tidak ku hiraukan, aku terus berlari darinya. 

Kenapa? Kenapa dia menyukaiku?!

Wajahnya sama dengan orang itu... 

"Ukh..."

Aku berhenti sejenak, nafasku habis. Air mata ku masih juga tidak berhenti mengalir, tapi aku tetap terus berlari. Berlari dari kenangan itu, aku takut. Takut hal yang sama akan terjadi lagi, maka dari itu aku berlari.

Dia tidak mungkin serius, kan?


Gracia POV

"Shani!!"

Dia lari, dia berlari menjauhi ku. Bahkan setelah aku menyatakan perasaan ku seperti itu, dia masih saja tidak mau menatap kearah ku.

"Ukh..."

Shani. Satu nama yang sangat susah untuk bisa kulupakan, kau harus tau betapa kejam nya dirimu. Salah ku apa sampai jadi seperti ini tanpa aku memulai?

"Padahal aku ingin mengantarnya pulang..." gumamku sendiri

Lagi-lagi aku membuatnya menangis, bagaimana aku bisa mendekatinya tanpa membuatnya menangis?

-----

Author POV

Keesokan harinya setelah kejadian yang menimpa Shani dan Gracia kemarin, mereka tetap ada jadwal rapat dengan panitia festival sekolah yang lainnya. Sehingga membuat Gracia sebagai koordinator nya harus memberitahu Shani, sebagai partner kerja yang baik.

"Ck, gimana ngomong ke dia habis kejadian kemaren?" gumam Gracia sendiri

"Hah? Apa gre?" tanya Mario yang tidak sengaja mendengar gumaman itu

"Engga. Cara ngomong ke cewe yang lagi ngambek gimana ya?"

"HAHA, lu kayak cowo lagi kasmaran ae gre. Ngomong mah tinggal ngomong lu kan cewe." 

Gracia menghela nafas panjang, dia tau kalau berbicara dengan Mario sudah jelas bukan solusi bagus.

Mau tak mau, Gracia harus berani menghampiri Shani.

"Shani Indira Natio" panggil Gracia, seketika itu juga shani menoleh cepat, lalu matanya mulai mencari kesibukan lain.

"Ada waktu sebentar? Waktu istirahat siang nanti ada rapat----"

"Ya, aku tahu." potong Shani

"Wakil kelas disuruh untuk menyerahkan proposal acara ke pengurus osis, jadi---"

"Aku bisa mengantarkannya sendiri!" bentak Shani pada Gracia

Seketika itu juga, Shani beranjak dari kursi nya. Kemudian pergi keluar dari ruang kelas, tidak ingin menatap wajah Gracia.

"Ukh, sial. Apa yang harus kulakukan?" gumam Gracia lirih sambil mengepalkan tangannya dengan emosi

Shani POV

Aku pergi meninggalkannya, aku pergi keluar kelas. Aku tidak tahan jika harus menatapnya lebih lama lagi.

Ukh, kenapa... Setelah kejadian itu, bagaimana aku harus menatap wajahnya?

Aku melihat kearah pergelangan tanganku yang dicengkram kuat kemarin olehnya, bahkan bekas cengkraman tangannya masih terasa sakit.

Aku takut, mungkin dia memang tidak sebrutal laki-laki tapi.... Aku takut.

"Aku suka padamu" kata-kata itu yang keluar dari mulut nya terus terngiang dalam kepala ku.

Tidak, aku tidak akan percaya.

Morning, day & nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang