13

1.5K 161 9
                                    

Esok hari, di sekolah.

Entah kenapa sekolah jadi tidak semenakutkan dulu sih, apa yang membuat itu berubah ya?

"Selamat pagi, Shani"

Sapa orang dari loker sebelahku. Orang itu tersenyum kepada ku dengan lembut, ah senyuman nya memang khas sekali.

"Hmmm"

Jawab ku singkat, kemudian cepat-cepat aku bergegas merapihkan loker ku agar tidak terlalu lama melihat tampang nya.

"Woy Greee!"

"Gre sini!"

"Gre buruan sini push rank! Jam pertama ga ada guru ni!"

"Sini gre brader main"

Histeris teman-teman nya pada orang yang barusan saja menyapaku. Aku tau orang ini memang banyak teman nya, dia juga populer karena terkenal friendly dan supel.

"Aku kesana dulu ya, Shani."

"Hmm"

Orang itu pun menghampiri sekumpulan teman-teman nya, dan gelak tawa pun mulai terdengar dari kumpulan mereka.

Entah kenapa, aku jadi memperhatikan kumpulan mereka itu, aneh. Kenapa aku memperhatikan?

"oy, Shani? Bengong ae?"

"Eh, Desy."

"Duduk yo, bentar lagi arep bel sekolah iki"

"Iya des, jangan pake bahasa jawa hahahahaha"

----

Istirahat pun tiba, Shani pun bergegas ke kantin untuk membeli makan pada jam istirahat.

Sesampainya di kantin, semua tempat terlihat ramai. Shani yang memang pada dasar tidak menyukai keramaian menjadi enggan untuk makan di tempat tersebut.

"Kenapa diem?"

Shani yang entah kenapa merasa terpanggil pun menoleh pada sumber suara itu.

"Rame, males makan dikantin jadinya"

"Emang mau makan apa?"

"Mie ayam."

"Oiya, rame banget tu"

"hm"

"ke kelas aja"

"iya ini mau"

Shani yang sudah terlanjur tidak mood untuk makan pun memutuskan untuk kembali ke kelasnya.

---

Selesai pelajaran, kelas kami pun menyiapkan berbagai macam hal-hal untuk menyambut festival sekolah. Kelas pun seketika ramai dan mulai membahas berbagai macam hal.

"gre, aku sudah menempel poster di papan pengumuman"

"woy kita berlatih ramalan garis tangan yuk"

"gimana ya caranya biar stand nya bisa menarik, apa harus ngobrol sama orang satu-satu terus tanya 'neng neng mau ramalan garis tangan ga?' gitu?

"yaelah dev itu mah gombal"

"kalau urusan gitu-gitu sih... kita serahin aja sama gre!"

"hah? kenapa gue?"

"lu kan populer, pasti bikin orang tertarik ke stand kita"

"yoi mau cewe mau cowo pasti seneng kalo lu ajak"

"sikat brader"

"yaudah sih gre biasa nya lu juga genit kan ke orang-orang haha"

"lah apaan, gue udah ga main gituan"

"hah? gre si playgirl berhenti jadi playgirl?"

Riuh sekali kelas ini karena semua orang ngobrol, ah, kapan pulang nya.

"iya ya, gre itu populer banget ya, di pernah dalem sehari ditembak cewe sama cowo loh" tiba-tiba cewe teman sekelas yang sedang duduk didepan ku mengajak ngobrol teman disebelahnya

"iyasih kalo dibanding cewe biasa dia keren banget" kata temannya

"eh tunggu deh, shani tapi kan benci sama gre, kenapa sih shan?" tiba-tiba orang itu bertanya pada ku

"eh? bu... bukannya benci sih?"

"enak ya shani, aku juga mau padahal jadi panitia festival sama gre!" semangat nya

Hah? Mereka ini serius? Keren? Banyak yang suka?

Dia itu cewe kasar yang memaksakan kehendaknya, menakutkan tau!

Aku sama sekali ga mengerti isi pikiran mereka apaan....

"Gre, kita bakal bagiin brosur nya" ucap cewe-cewe yang tadinya duduk didepan ku seketika langsung berdiri dan menghampiri gracia

"oke, ini ya brosur nya" ucap gre pada mereka sambil memberikan selebaran

"halo shani"

Hah, sejak kapan ini cowo duduk di depan ku, kalo gasalah dia salah satu temen-temen nya gre yang suka main game itu deh...?

"udahlah shani, meskipun orang bilang apapun, manusia itu tak akan berubah dengan mudah" ucapnya sambil tersenyum padaku

"hah?"

"dia itu cewek play...."

PLAK!

"ADUH"

Tiba-tiba Gracia datang dengan tatapan yang menyeramkan, aku paling gasuka tatapannya kayak gitu!

"Mario! Lu ngomong apa sama dia hah?!"

"duh biasa aja kali gre, geger otak ni inyong dipukul pala nya pake kamus gituan"

"dahlah! Sono minggir"

"apaan sih! Gue cuman ngobrol sama shani!"

"ya lu kalo ngomong jangan macem-macem! Gue ga pengen.... dia tambah benci" tiba-tiba nada bicara nya melemah, seakan meminta belas kasihan...

"HAHAHA, lu mah emang pantes dibenci!"

"any*ng, mario! Berantem sini!" Gracia yang emosi siap-siap ingin memukul temannya itu

"eh tapi iya, gre udah punya pacar belum sih?" tanya cewe-cewe sekelas yang tadi mengambil brosur dari Gracia

"eh... sekarang belum sih...." katanya sambil mencubit pipi mario

"waaah asik, mau ikut ga kalo ada comblang-comblangan gitu?"

Gracia POV

"ehhh udah lupain aja dia cewe-cewee, dia itu playgirl! Tukang selingkuh!"

Si kampret ini, masih aja ngomong macem-macem.

"diem mario! Kan gue udah bilang, gue udah berhenti main-main kayak gitu!"

Aku menatap Shani dalam, seakan-akan ingin menyampaikan kepadanya.

Aku... kalau shani mau menerimaku... aku pasti tidak akan selingku.

"Aku tidak akan pernah melakukannya lagi, seumur hidup, hanya dia seorang" jawab ku keras-keras di tengah-tengah kelas, sambil menatap Shani dalam, semoga dia mengerti maksudku.

Canggung, itu yang kurasakan sekarang.

"Gre, aku boleh latihan ramalan garis tangan sama kamu gaa?"

Tiba-tiba ada teman-teman sekelas yang datang menghampiri dan bertanya padaku, ah bagus lah, setidaknya ga bikin suasana canggung.

"boleh saja..."

Shani POV

Setelah mengatakan kata-kata konyol itu sambil menatapku, Gracia pergi dengan teman-teman sekelas yang ingin berlatih ramalan garis tangan dengannya.

"wah wah, siapa sangka gre bakal bilang begitu. Mimpi pun aku ga mengiranya." ucap Mario yang masih ada disebelah ku setelah dicubit oleh Gracia

"Ternyata, dia menemukan seseorang yang bisa membuat nya serius, syukurlah." ucap mario lagi dengan senyum, kemudian pergi kearah teman-temannya berkumpul.

Ini... maksudnya gimana sih?



Morning, day & nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang