7

1.9K 218 7
                                    

Gracia POV

Shani... menyentuh tangan ku.

Saat itu, degup jantungku terasa sampai ke ujung jari.

Bahagia, rasanya aku ingin melompat-lompat.

"Lihat yang teliti ya, shani. Jangan sampai salah baca."

"I- iya"

Shani ini, padahal ia ketakutan. Tapi ujung jari yang bergetar dan berkeringat itu, menyentuh tanganku dengan keberanian yang dipaksakan.

Hal ini, membuatku sangat bahagia.

Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Shani, kembali menitikkan air mata nya di depan ku.

"Uh... kenapa..." ucap nya sendiri, sambil mengusap air matanya sendiri

"Maaf... hiks" lirih nya lagi sambil terus menangis di depan ku

Hati ku penuh, aku tidak tau harus merasakan apalagi.

"Kenapa.... kenapa kau begitu membenci ku, shani? Sejak awal, kau selalu begini. Kenapa?"

Akhirnya aku mengutarakan nya juga, perasaan kecewa ku.

Shani POV

"Hei, menurut sajalah."

"Menurut saja, jangan berteriak"

"Ingat ya, jangan bilang siapa-siapa!"

Ucapan-ucapan kotor dari si berandalan itu saat melakukan hal keji padaku mulai terngiang kembali, kenapa... kenapa aku mengingatnya disaat seperti ini?

"A-aku tak mau bilang padamu" jawab ku pada gracia, masih dengan suara si berandalan itu yang terngiang-ngiang

"Kenapa? Aku punya hak untuk bertanya" jawabnya

Tatapan mata nya itu, seolah mengintimidasi ku dengan pertanyaan nya. Tangan ku gemetar ketakutan, bagaimana ini?

"Waktu... aku kelas 3 smp, ada murid sekolah lain...." ucapan ku terhenti, namun gracia masih menunggu ucapan keluar dari mulut ku

"Gracia! Kamu mirip sekali dengan orang yang telah melecehkan ku!" ucapku secara tidak sadar dengan nada tinggi, untungnya keadaan kelas sedang ramai karena tidak ada guru dan sedang latihan membaca garis tangan. Sepertinya tidak ada yang mendengar omonganku.

Eh, tapi tunggu dulu.... Aku langsung menatap kearah Gracia, dia menatap ku dengan pandangan yang sangat sangat kaget. Seperti nya aku salah, sudah memberitahunya.

Brak!

Aku bangun dari duduk ku sambil menggebrak meja dengan lumayan keras.

"Aku tau kamu ga ada hubungannya dengan orang itu! Aku tau dengan jelas! Tapi... Aku tetap ketakutan melihatmu!" ucap ku padanya, kemudian berlari pergi dari ruang kelas.

Gracia POV

"begitu, ya...?"

"waktu aku kelas 3 smp, ada murid sekolah lain, melecehkan ku."

Kata-kata yang dilontarkan Shani padaku begitu menyakitkan, aku menggertakkan gigi ku dengan emosi yang memuncak. Sialan.... SIALAN!

BRAAAKKK!

Aku menendang meja kelas yang ada didepan ku dengan sangat keras, hingga membuat satu kelas terkaget

"Hei, gracia?" heran teman-teman satu kelas ku

BRAK!

Aku pun keluar kelas dengan emosi ku yang masih memuncak, menutup pintu kelas dengan sangat kencang. Meninggalkan teman-teman sekelas yang kebingungan.

Ingin kubunuh.

Lelaki itu, dan juga diriku disaat itu.

Saat kemarin aku mencium nya, aku ini brengsek!

Padahal hal-hal seperti itu tak boleh terjadi!

Aku, tak pantas bicara dengannya lagi.

Morning, day & nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang