Shani POV
Kita pulang bersama.
Tapi, aku aneh.
Kenapa selama kita di perjalanan pulang bersama itu, aku tidak mau melepaskan genggaman tangan ini?
"Shan, tanganmu keringetan. Grogi ya?"
Gracia POV
Sudah terlalu lama kita hanya diam saja sambil bergandengan tangan, sebaiknya aku mulai memecah keheningan antara kita.
"Shan, tanganmu keringetan. Grogi ya?"
Shani yang ku tanyakan hal tersebut langsung memasang muka kaget.
"Hah! Jangan bercanda!"
Wajahnya pun ikut merah padam karena ucapanku, dia memang manis sekali.
"sudah, lepaskan tanganku!"
"Engga mau."
"Apa?!"
"Karena aku sudah tau, diam-diam kamu juga menyukaiku kan?"
Shani terdiam sejenak, seperti berpikir sebenarnya apasih yang ada dalam pikirannya sendiri.
"IHHH! LEPASIINN!"
Kali ini dia memberontak, dengan kencang dia melepaskan genggaman tangan kita.
"Kau bodoh, menyebalkan, mesum! Bisa-bisanya berpikiran begitu! Kepalamu terbentur ya! Aku mana mungkin menyukaimu!"
Shani... percuma kau membantah.
Kamu sekarang tidak lagi menangis saat melihat wajahku, tidak lagi gemetar, dan bahkan kini bisa cemburu dengan orang lain. Kamu juga tidak mau melepaskan diri dari genggaman tangan ku.
Tapi, masih ada satu hal yang belum. Kamu belum tersenyum kepadaku, Shani.
"Kalau kamu belum juga menyadarinya, aku akan membantumu. Supaya kamu tidak lagi bisa mengelak, dan sadar kamu memang menyukaiku."
"apa?"
"Hari sabtu besok, kita pergi belanja perlengkapan untuk festival sekolah ya. Kutunggu kamu jam satu di depan stasiun. Sampai besok, selamat malam."
"Tunggu! Aku gak akan pergi tau!"
"Kamu pasti datang, selamat malam"
Akupun mulai melangkahkan kaki ku pergi dari depan rumah nya, lalu berbelok di jalan depan. Bersandar pada dinding sejenak.
"Yaelah, lagi-lagi bicara dengan penuh keyakinan. Mana mungkin dia dateng kan gre gila!"
Frustasi ku sendiri, yah, semoga dia berubah pikiran sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Morning, day & night
Fanfiction"Meski kau tolak berkali-kali, yang ada dalam pikiran ku hanya kau seorang" - Gracia