Mutatio;
e m p a t
•
•
•Baru melangkahkan satu kakinya ditoko ini, Lana dan Alan sudah disambut oleh lagu You're Still The One- nya Shania Twain yang mendunia.
Lana tak menyangka bahwa Alan akan membawanya kesebuah toko musik jadul dipinggiran Jakarta. Tak ada penyanyi favorit Lana yang sedang ngehits.
Ada sih, tapi penyanyi favorit Lana yang sedang ngehits dijamannya.
Tak ada album penyanyi- penyanyi yang debut tahun 2008 keatas disana. Membuat album All We Know is Falling dari Paramore nampak beberapa tahun lebih muda.
"Gue mau liat- liat kaset dulu. Lo mau ikut atau disini aja?" tanya Alan.
Lana menjawab "Ikut." dengan sesingkat empat huruf itu. Kakinya melangkah mengikuti Alan sambil menatap sekelilingnya kagum.
Di lain sisi, ada poster besar Elvis Presley dengan tulisan 1963 sebagai tahunnya. Ada juga poster Frank Sinatra, Bon Jovi, Mariah Carey, The Rolling Stones, dan Indonesia- nya, ada Fariz RM, Deddy Dhukun, Dian Pramana Putra, Krakatau dan God Bless.
Benar- benar ajaib!
Sebagai penyuka musik lintas generasi; jadul banget, jadul dan yang lagi ngehits, ini merupakan salah satu surga dunia bagi Lana. Tak banyak toko musik yang masih menjual piringan hitam, kaset, atau juga Walkman. Kapan- kapan, Lana harus mengajak Papanya kesini agar bisa memborong.
Dari mulai piringan hitam, kaset sampai CD pun ada! Tapi toko ini benar- benar konsisten under 2009. Lana senang melihatnya.
Sibuk mengagumi toko ini sekaligus memutar- mutari area kaset, tiba- tiba Alan muncul disampingnya dengan dua buah paperbag. "Yuk, balik." ajaknya.
Lana mengiyakan saja, lagipula dengan jarak yang lumayan jauh, Lana harus pulang sekarang agar tiba dirumah tepat waktu.
Sepanjang jalan, keduanya saling diam. Lana menikmati alunan musik dari Kenny G. (Forever in Love dari album Breathless benar- benar membuat Lana jatuh cinta) sementara Alan sibuk berkonsentrasi dengan jalanan yang sedang ia hadapi.
Sekitar setengah jam kemudian, rumah Lana terlihat didepan mata. Tidak ada mobil mama ataupun papa terlihat. Yang artinya, mereka belum ada yang pulang.
"Makasih ya, Na, udah mau gue ajak pergi. Walaupun gak asik." seru Alan ketika mengambil helm dari tangan Lana. Cewek itu mengangguk.
"Gue suka."
Alan menegang. Apa maksudnya suka? "Suka...?"
"Bukan!" sahut Lana cepat, seakan bisa membaca pikiran Alan. kini pipinya sudah semerah tomat, menahan malu takut- takut Alan menganggapnya cewek yang terlalu ngegas. "Gue juga suka sama musik begitu." lanjutnya kemudian.
Alan hanya tertawa- tawa saja, membuat dimplesnya jelas tercetak dan mempesona. "Kayaknya bokap nyokap lo belom balik. Yaudah, lo masuk gih."
"ng-sebenernya gini," Lana mengusap tengkuk belakangnya.
Alan menunggu Lana melanjutkan kalimat gantungnya, "gue gak bawa kunci." cicit Lana kemudian. Lagi- lagi Alan tertawa dengan sikap Lana, "oke, gue tungguin sampe nyokap atau bokap lo pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutatio
Teen FictionAlan Bintang Valerio dan Alana Bulan Valeria hanyalah satu dari sekian murid pendiam di SMA Elang Jaya. Oh, salah. Alan memang pendiam yang kalem, sementara Lana jutek tak karuan. Tak ada perbedaan nyata dari keduanya selain gender Alan yang laki...