Mutatio;
d u a
•
•
•Alan senyam- senyum sendiri sambil memainkan game di handphonenya. Game yang nggak perlu kuota pas mainin, banyak pilihannya dan melatih kecerdasan otak; Puzzlerama. Ada sekitar 5 jenis puzzle dengan 50 level disetiap cabangnya. Disetiap level ada 50 tahap yang harus dilalui. Benar- benar hemat dan banyak pilihan.
Pipinya tiba- tiba terasa dingin saat Tirta menempelkan sekaleng minuman penyegar dingin. "Senyum- senyum mulu lo, kayak cewek lagi jatuh cinta."
"Kok lo tau, Ta? Lo kan bukan cewek."
Satu jitakan dari Tirta mampir dipuncak kepala Alan, "Kan kakak- adek gue cewek, bodoh. Ya kali sih gue cewek."
Alan menyengir, "Oiya lupa, lo 'kan cowok."
Tirta memutar matanya, "Bodo amat, Lan. Main kuy," ajaknya lalu berdiri.
Lapangan basket dihadapan keduanya memang kosong, kakak kelas mereka belum waktunya pulang dari kegiatan pendalaman materi. Sekolah yang Alan jadikan tempat menuntut ilmu ini memang ambisius, di bulan kelima tahun ajaran baru, para murid kelas XII sudah menjalani kegiatan pendalaman materi rutin tiap sore. Satu alasan kenapa Alan juga Tirta tetap disekolah sampai sore.
"Basket?"
"Nggak Lan, surfing." jawab Tirta jengkel.
"Halah, lo berenang dikolam renang dewasa aja nggak bisa, gimana mau surfing? Kalo jatoh dimakan hiu kali lo."
Tirta melempar basketnya kesal pada Alan. "Lah, katanya surfing Tir?
"Makin hari makin bego lo, Lan. Gak ngerti lagi gue, kualitas otak lo nurun ya tiap lo nafas?"
Alan melempar basket pada ring yang berada jauh dari tempatnya berdiri. "Makin hari makin bego, lo." jawab Alan sambil nyengir.
Yang Tirta tau kalau Alan nyengir- nyengir sok imut penyebabnya gak jauh- jauh dari 1) Nilai ulangannya bagus, 2) Dia baru makan lemper atau 3) Dia baru dibeliin buku sama bokapnya.
Tapi yang Tirta tau juga 1) Dalam seminggu terakhir belum ada ulangan, 2) Alan belum bilang kalau dia abis makan lemper dan 3) Alan belum nenteng- nenteng buku baru lagi kemana- mana.
Jadi, dari tiga opsi yang diketahui Tirta, kira- kira mana yang berpotensi benar?
"-atau lo harus cari satu opsi lagi dibalik nyengir- nyengir imutnya gue, Ta. Siapa tau ada yang baru." ucap Alan seolah membaca pikiran Tirta yang bertanya- tanya akan alasan dibalik cengiran sok imut Alan.
Tirta men-dribble basket orange itu, "Apa? Bokap lo beliin lo kaset kosong lagi? Tua banget selera lo masih pake Walkman, ini udah bukan jamannya lagi kali, udah canggih."
"Ya gue juga udah tau sekarang udah canggih, tapi tetep 'kan lo dengerin musik pake bayar, minimal kuota?" tanya Alan dengan nada bangga.
Alan memang pecinta musik yang masih jadul. Dijaman hampir semua orang mendengarkan musik dari gadget, bahkan sudah ada album digital, Alan masih membawa Walkman dan kaset campurannya. Ia memesan kaset- kaset campuran itu disalah satu toko musik antik dipinggiran Jakarta.
"Lagian orang seganteng Dylan Minnette aja masih pake Walkman di 13 Reasons Why."
Bola yang dibawa Tirta berhasil direbut oleh Alan, "Itu kepentingan syuting, bodoh," Tirta mendengus gemas, "oke, lupakan tentang Walkman dan selera jadul lo, ada ide apa yang kira- kira bisa gue jadiin opsi tambahan dibalik cengiran dan senyuman najis lo?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mutatio
Teen FictionAlan Bintang Valerio dan Alana Bulan Valeria hanyalah satu dari sekian murid pendiam di SMA Elang Jaya. Oh, salah. Alan memang pendiam yang kalem, sementara Lana jutek tak karuan. Tak ada perbedaan nyata dari keduanya selain gender Alan yang laki...