🌹 MANAQIB SAYYIDATUNA FATHIMAH AZ-ZAHRA AL-BATUUL 🌹
🌸 Hijrah ke Madinah Al-Munawwarah 🌸
Tak tersisa seorang pun di Makkah kecuali Rasulullah ﷺ dengan Sayyiduna Abu Bakar dan Sayyiduna Ali beserta orang-orang tua yang lemah dan wanita yang tidak dapat hijrah, juga muslimin yang berada dalam kekuasaan orang kafir dan dalam siksaan mereka. Tidak lama kemudian izin untuk hijrah telah datang. Rasulullah ﷺ hijrah bersama Sayyidina Abu Bakar dan meninggalkan keluarganya.
Rasulullah ﷺ meninggalkan Sayyidatuna Fatimah, Ummu Kultsum, juga isteri beliau, Saudah. Sedangkan Sayyiduna Ali bin Abi Thalib setelah tiga hari menyusul Rasulullah hijrah ke Madinah. Ini adalah sebuah kepercayaan yang sangat kuat dan tinggi dari Rasulullah ﷺ atas puteri-puteri dan isteri beliau yang mana mereka adalah keluarga dan tumpuan beliau ﷺ.
Mereka tetap sabar dan bertahan serta menunggu izin dari Rasulullah. Kemudian Rasulullah ﷺ mengutus Zaid bin Haritsah dan Aba Rafi' untuk menjemput puteri-puteri dan isteri beliau Saudah, beserta keluarga Sayyiduna Abu Bakar. Mereka pun segera bergegas dan berusaha keluar dari Makkah di waktu yang sepi sehingga tidak terlihat oleh orang-orang kafir Quraisy.
Akan tetapi, sangat disayangkan mereka berjumpa dengan orang kafir yang celaka ini, yang ingin menyakiti puteri Rasulullah ﷺ. Ketika Sayyidatuna Fatimah berada di qotabul ba'ir (rumah-rumahan kecil yang berada di atas unta) tidak disangka muncul Huwairits bin Nuqait, menghadang mereka dan berusaha mengulingkan unta.
Maka unta pun tergulingkan, jatuhlah Sayyidatuna Fatimah dan Ummu Kultsum dari atas unta, tubuh kedua puteri Nabi ﷺ terhampas dengan sangat keras. Sehingga terluka dan berdarah, menjadi bertambahlah rasa sakit yang di deritanya, daya tahan tubuh mereka pun melemah. Di mana mereka berdua belum sembuh benar dari rasa sakit dan derita bekas pemboikotan. Tubuh Sayyidatuna Fatimah dan Ummu Kultsum sangat memprihatinkan.
Sampailah khabar ke Nabi atas apa yang telah dilakukan orang yang zalim dan kafir, yang tidak mengerti sopan santun dan hati nurani.
Bagaimana boleh seseorang keluar hanya ingin menyakiti perempuan? Menghadang para wanita yang lemah dan tanpa senjata. Ke mana pergi kejantanannya? Sungguh sangat pengecut sekali.
Nabi menahan rasa sakit atas kejadian tersebut dan menyimpannya, sehingga datang "Fathu Makkah di tahun ke-8 hijriyah.
Nabi ﷺ bersabda, "Siapa saja di antara kalian yang menemukan Huwairits bin Nuqait, maka bunuhlah walaupun dia bergelantungan di tirai Ka'bah."
Dan siapakah orang yang beruntung ini yang akan membunuh orang yang keji dan zalim ini sehingga dapat mengubati hati. Umat Islam dan mengubati hati Az-Zahra atas apa yang telah dilakukan atasnya.
Ternyata dialah Sang Kesatria yang sejati yang mampu mengubati luka yang ada dalam hati setiap mukmin, iaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Beliau menemukan Huwairits bin Nuqaid, ketika melihat Sayyidina Ali menghunuskan pedang Huwairits meminta maaf dan perdamaian. Akan tetapi Sayyiduna Ali dengan tegas membunuhnya sebagai balasan dan kerana diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ.
Sampailah Sayyidatuna Fathimah dan Sayyidatuna Ummi Kultsum di Madinah dan Rasulullah sangat senang dengan kedatangan dua puterinya tersebut. Begitu juga Sayyidatuna Fathimah merasa tenang hatinya ketika melihat ayahnya dalam keadaan aman setelah mendapat gangguan dan kesusahan yang dihadapi di Makkah.
Bergembiralah hati Az-Zahra ternyata ayahnya telah menemukan suatu kaum yang mencintai dan dicintainya, suatu kaum yang menolong dan siap berkorban atasnya. Semakin tenanglah hati dan pikiran Az-Zahra kerana Sayyidatuna Fathimah setiap harinya tak dapat tidur malam, hatinya gelisah dan berkeringat dingin kerana takut terjadi sesuatu atas ayahnya ﷺ.
YOU ARE READING
Manaqib Sayyidatina Fatimah Az Zahra
Historical FictionMari kita mengenali Sayyidatina Fatimah Puteri Bongsu Rasulullah SAW.Jadilah pencinta Sayyidatina Fatimah Az Zahra. #pencintasayyidatinafatimah #kalamulama #Islamikstory