Wasiat sayyidatina Fatimah

484 51 3
                                    

🌹 MANAQIB SAYYIDATUNA FATHIMAH AZ-ZAHRA AL-BATUUL (22) 🌹

Setelah kepergian sang ayah, tidak ada sedikit pun dalam hati Sayyidatina Fathimah keinginan untuk tetap berada di dunia. Yang mana ia juga telah mendapat khabar gembira bahwa ia adalah anggota keluarga yang pertama kali menyusul sang ayah ﷺ.

Maka tidaklah lewat 6 bulan dari wafatnya Rasulullah ﷺ, kecuali sakit yang di rasa Sayyidatina Fathimah semakin parah. Sayyidatina Fathimah terkapar di tempat tidurnya.

Terdengar tangisan sang bunga di tengah hembusan angin dan digelapnya malam. Melihat hal itu, Sayyidatina Asma' berseru, "Wahai puteri ﷺ, hal apa yang telah membuatmu menangis?"

Sayyidatina Fathimah menjawab, "Aku menangis kerana merasa sedih atas apa-apa yang dilakukan orang-orang terhadap jenazah seorang wanita. Hanya terbungkus kain kafan lalu dibawanya dalam keadaan nampak bentuk tubuhnya."

Sayyidatina Asma' pun berkata, "Subhanallah! Sangat agung sekali ayahmu dalam mendidikmu dengan rasa malu yang sangat kuat. Kau malu jika jasadmu nanti terlihat di hadapan lelaki yang bukan mahrammu."

Mari kita lihat!! Sayyidatina Fathimah merasa takut dan sangat malu jika beliau telah meninggal nanti hanya di bungkus dengan kain kafan, yang dapat menampakkan bentuk tubuhnya.

Kita lihat, sampai sebegininya Sayyidatina Fathimah memiliki rasa malu. Lalu mana wanita zaman sekarang.
Apakah mereka mendengar akan hal ini? Apakah mereka faham makna dari rasa malu ini?

Wahai para wanita yang telah kehilangan rasa malu, ketahuilah! Sayyidatina Fathimah sangat takut dan merasa sangat malu jika bentuk tubuhnya nampak walaupun beliau telah terbungkus kain kafan yang berlapis-lapis.

Wahai para wanita yang mengaku cinta kepada Sayyidatina Fathimah. Wahai wanita yang mengaku ingin masuk dalam rombongan Sayyidatina Fathimah nantinya.

Cuba lihat diri anda dimana dan Sayyidatina Fathimah dimana? Akankah anda meniru budaya perempuan kafir yang dengan bangga memperlihatkan bentuk tubuhnya di depan lelaki yang bukan mahramnya, lalu anda tanggalkan budaya agung pemimpin anda? Tanyakan pada hati anda Yang paling kecil jika anda masih memiliki serpihan hati yang tertinggal di jiwa anda dan resapi! Ataukah anda tidak memiliki hati kerana tertawan oleh orang-orang kafir.

Laailaahaillallah.

Berkata Sayyidatina Asma, "Wahai puteri ﷺ, aku pernah melihat di negeri Habasyah, mereka membuat keranda yang terbuat dari kayu untuk mayyit yang di atasnya ditutup dengan kain yang dapat menutupnya dan berbentuk seperti qubah, sehingga dapat menutup bentuk tubuh si mayyit."

Mendengar hal ini, Sayyidatina Fathimah sangat amat senang sekali, seraya berkata, "Aku wasiatkan kepadamu, wahai Asma', untuk membuatkannya seperti itu untuk jasadku."

Fathimah sangat senang, kini Sang Bunga pun tersenyum.

Subhaanallah.

Kemudian Sayyidatina Fathimah memanggil Sayyidina Ali ibn Abi Tholib Karromallahuwajha dan mewasiatkan kepadanya 3 perkara. Berkata Sayyidatuna Fathimah, "Wahai suamiku Ali, aku merasa ajalku telah dekat. Tidak lama lagi, aku akan menyusul ayah dan ibuku."

Sayyidina Ali pun tersentuh hatinya dengan penuh kesedihan, air mata Sayyidina Ali pun telah mengenang di kelopak matanya, dan beliau menggenggam tangan Fathimah dan menahan dirinya atas rasa yang sangat menyedihkan dan menyakitkan ini. Yang mana Sayyidina Ali baru saja di pedihkan atas meninggalnya Rasulullah ﷺ dan sekarang di timpa kesedihan atas meninggalnya Fathimah, isteri tercinta.

Sangat sulit dan berat sekali terasa di hati Sayyidina Ali, akan tetapi ini semua taqdir dan ketentuan Allah سبحانه وتعالى. Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain pun menangis, kedua anak kecil ini menangis atas kepergian Sang Bunda.

Sayyidatina Fathimah berkata pada Sayyidina Ali, "Aku wasiatkan padamu, jika aku telah meninggal, menikahlah dengan Umamah, puteri saudariku Zainab."

Setelah meninggal. Sayyidina Ali menikahi Sayyidatina Umamah akan tetapi tidak mendapat anugerah anak satu pun.

Sayyidatina Fathimah sangat ingin jika kedua anaknya iaitu Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain berada dalam didikan Sayyidatina Umamah, dan juga anak-anak perempuannya iaitu Zainab dan Ummu Kultsum. Yang mana Sayyidatina Fathimah memiliki dua anak perempuan yang bernama Zainab dan Ummu Kultsum. Seolah-olah Nabi ﷺ memberi nama puteri-puteri Fathimah dengan nama Zainab dan Ummu Kultsum. Yang mana Sayyidatina Fathimah sering kali mencium kedua puterinya kerana mereka berdua mengingatkan pada kakak- kakaknya. Jika kita kenang mereka para puteri-puteri Rasulullah ﷺ, tergetar hati kita!! Sungguh rumahtangga yang penuh perjuangan dalam jalan Allah!!

Kita lihat sekarang, Sayyidatina Fathimah tengah dalam sebuah suasana perpisahan. Kemudian ia berkata, "Wahai Ali, jika aku telah meninggal mandikanlah aku dan jangan sampai ada yang ikut memandikanku selain engkau. Maka Sayyidina Ali pun memandikan Sayyidatina Fathimah yang disertai Asma' bint Umais, isteri Sayyidina Ja'far (saudara Sayyidina Ali).

Sayyidatina Fathimah juga berkata, "Jika kau ingin menguburkan aku, maka kuburkan aku di malam hari."

Kita lihat, Sayyidatina Fathimah selalu mencari ketawadukan, selalu mencari dan mencintai hal-hal yang menutup atas apa yang ada pada dirinya dengan disertai rasa malu dan rendah hati. Bahkan disaat akan meninggal dunia sekalipun ia tidak ingin diketahui manusia, ia sangat senang dengan sifat tawaduk dan tidak dikenali orang kerana ia mewarisi sifat dan perangai sang ayah ﷺ.

Manaqib Sayyidatina Fatimah Az ZahraWhere stories live. Discover now