Wafatnya sayyidatina zainab, ummu kultsum dan sayyid ibrahim

408 54 0
                                    

🌹 MANAQIB SAYYIDATUNA FATHIMAH AZ-ZAHRA AL-BATUUL (20) 🌹

Tahun pun berganti tahun telah terlewati sehingga tiba waktu terbukanya Khaibar. Sayyidina Ja'far pun datang dan segala urusan mulai mudah juga pembukaan daerah semakin luas.

Sampai masuk tahun ke-8 dari Hijrah, tidak di sangka Zainab tertimpa keresahan dan kesusahan, begitu juga Fathimah. Bahkan Al-Habib ﷺ tetap mendapatkan berbagai macam cubaan dari Allah سبحانه وتعالى. Akan tetapi apa yang mereka hadapi ini adalah untuk mengangkat darjat mereka di sisi Allah سبحانه وتعالى.

Kini Zainab pun telah tertimpa sakit, bahkan rasa sakit saat ini, sakit yang menyebabkannya kembali ke Rahmatullah.

Zainab meninggalkan dunia ini. Rasulullah ﷺ menanamkan jenazahnya di samping saudarinya Ruqoyyah. Sayyidatina Fathimah keluar dan menangis atas meninggalnya saudari tercinta.

Fathimah mengambil anak-anak Zainab, Umamah dan Ali. Fathimahlah yang merawat serta mendidik mereka berdua.

Tidak lama masuklah tahun ke-9 dari Hijrah, ternyata Ummu Kultsum!! Apakah yang terjadi dan menimpanya?

Ummu Kultsum telah meninggal dan kembali ke Rahmatullah. Sekarang hanya tinggal Fathimah, Fathimah telah di tinggal sang ibu, kemudian di tinggal Ruqoyyah dan sekarang di tinggal Ummu Kultsum. Suatu rumahtangga yang dulunya terdengar canda tawa, di dalamnya berkumpul bersama, serta saling kunjung mengunjungi.

Fathimah telah kehilangan semua anggota keluarganya. Sekarang hanya tinggal Sang Ayah ﷺ. Hal ini mengingatkannya pada masa lalu dan hari-hari ketika di Makkah.

Sekarang Rasulullah ﷺ tidak memiliki seorang anak pun kecuali Fathimah, Allah سبحانه وتعالى meringankan rasa luka di hati Rasulullah ﷺ ketika meninggalnya Ummu Kultsum, dengan khabar gembira bahwa Maria Qibtiyah, budak Rasulullah ﷺ mengandung dan mendapat anugerah anak lelaki, maka gembiralah hati Rasulullah ﷺ. Kegembiraan ini juga nampak di hati para Muslimin di Madinah, kerana Rasulullah ﷺ mendapat anugerah anak lelaki.

Akan tetapi disayangkan umur Ibrahim tidak panjang. Di tahun ke-10, tepatnya setahun sebelum meninggalnya Rasulullah ﷺ, Ibrahim telah di panggil ke Rahmatullah.

Rasulullah menangis. Air mata tak lagi mampu di bendung. Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya air mata tidak lagi dapat di bendung dan hati sangat pilu, akan tetapi tidaklah kami katakan kecuali kata-kata yang dapat membuat Tuhan kami redha." Innalillahi wa inna ilaihi rojiu'un.

Sang bunga pun bersedih melihat sang ayah kehilangan anak-anaknya yang mana tidak tersisa melainkan ia. Hanya Fathimah anak satu-satunya. Hanya Fathimahlah keluarganya. Hanya Fathimahlah yang membuatnya tenang. Hanya Fathimahlah yang dapat meringankan kesedihannya. Hanya Fathimah yang menjadi teman duduk Rasulullah ﷺ, Fathimahlah yang selalu menyertainya di setiap keadaannya, bahkan menghadiri pembaiatan, ia juga hadir bersama ayahnya dalam "Mubahalah" ketika turun Firman Allah yang berbunyi, (ertinya),

"Kemudian sesiapa yang membantahmu (wahai Muhammad) mengenainya, sesudah engkau beroleh pengetahuan yang benar, maka katakanlah kepada mereka: "Marilah kita menyeru anak-anak kami serta anak-anak kamu, dan perempuan-perempuan kami serta perempuan-perempuan kamu, dan diri kami serta diri kamu, kemudian kita memohon kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, serta kita meminta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang berdusta."
(Ali-Imran : 61)

Ketika turun ayat ini, maka Rasulullah ﷺ keluar beserta Sayyidina Ali, Hasan dan Husain juga Sayyidatina Fathimah untuk bermubahalah.

Orang-orang Nashoro Najran ketakutan melihat wajah-wajah yang penuh cahaya yang nampak pada Rasulullah ﷺ beserta keluarganya. Sebahagian dari orang-orang Nashora berkata, "Aku telah melihat wajah-wajah yang mana jika mereka meminta kepada Allah untuk menyingkirkan gunung ini dari tempatnya, maka pasti akan Allah singkirkan."

Manaqib Sayyidatina Fatimah Az ZahraWhere stories live. Discover now