Ayu terdiam beberapa saat. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan saat pria ini berada di depannya. Tersenyum menenangkan dengan alis sedikit terangkat. Mungkin heran dengan sikap Ayu.
"Mas kapan dateng?"
"Setengah jam yang lalu terus langsung kesini,"
"Kok nggak ngabarin Ayu?"
Rizal tersenyum kecil. Ia memberikan sesuatu yang sedari tadi ia sembunyikan di balik punggungnya.
"Ini apa?" tanya Ayu.
"Buka nanti aja kalau kamu udah di rumah. Sekarang, aku pamit dulu. Kamu bisa ngajar, nanti sore aku kesini lagi in syaa Allah,"
"Nanti sore ketemu aku apa ibu?"
Rizal tersenyum lagi, "kamu. Mungkin baru besok aku ketemu ibu kamu, is it okay?"
Ayu mengangguk kecil. Saat itu juga Ayu sadar ia harus mengajar. Jam di tangannya menunjuk angka 7.19. Sepertinya ia baru mengobrol sekitar 5 menit, kenapa jam tangannya mengkhianati. Ah, Ayu berpikir mungkin disko jantungnya lebih lama daripada obrolannya dengan Rizal. Ayu tidak tahu berapa lama ia menatap tak percaya Rizal ada di depannya.
Ayu menepuk dahinya pelan, "aku telat banget, Mas. Duluan ya, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
zzzzzz
Ayu duduk tidak tenang di kursinya. Ia sibuk mengatur detak jantungnya yang masih berlarian. Bukan karena ia terburu-buru berangkat ke sekolah tempatnya mengajar. Ini karena pertemuan dadakannya dengan Rizal.
"Holaaa, Ayuu. Asik bener bengongnyaaa," suara Sienna memutus lamunan Ayu. Bahkan, ia tidak sadar sudah melamun.
"Oh..hai," sahutnya keki.
Sienna menatap sahabatnya dengam alis mengerut. Dahinya membentuk lapisan-lapisan tipis, tanda ia mencurigai seauatu.
"Ibu Ayu, ada yang disembunyikan dari saya?" tiba-tiba Sienna mengubah bahasanya menjadi formal.
Ini gawat, batin Ayu.
"Keliatan ya?"
Tangan Sienna bersedekap. Kepalanya mengangguk kecil lalu menatap Ayu seakan-akan Ayu telah melakukan kesalahan besar.
"Gue tahu, lo belum bisa cerita ke gue. Tapi dengerin gue ya, ini sekolah dan lo kerja disini. Lo harus profesional dong. Jangan bawa masalah pribadi lo kesini kalau ujung-ujungnya ganggu kinerja lo."
Ayu menunduk tak berani menatap Sienna. "Rizal nyamperin gue pagi ini," sahut Ayu dengan suara super lemah.
"Whaaaatttt?!!" Sienna tidak sadar ia setengah berteriak.
Ayu memberi kode agar sahabatnya itu mengontrol suaranya tapi tampaknya Sienna tak acuh.
"Selesai ngajar, lo harus cerita. Gue fans kisah cinta kalian berdua jadi gue nggak boleh ketinggalan satu episode pun."
zzzzzz
Ayu menyelesaikan ceritanya lalu menyesap jus tomat di hadapannya. Sienna masih terbengong tak berdaya. Sahabat di depannya ini sepertinya sebentar lagi akan mendapat kejutan, lagi. Entahlah itu hanya firasat Sienna saja.
"Beneran nglamar deh, firasat gue."
Ayu mengernyit. "Yakin banget Bu?" lalu ia tertawa kecil.
Sienna mencondongkan tubuhnya seakan ia takut ada orang lain yang dapat mendengar saran ajaibnya ini.
"Mas Rizal mu itu penuh kejutan, Yu. Lo siap-siap cadangan jantung aja," kata Sienna lalu kembali ke posisi semula. Ayu bernapas lega, ia bingung apakah harus mempercayai sohibnya ini atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S NOT ALWAYS ABOUT YOU
SpiritualTerinspirasi dari Kisah Nyata "Dia yang istimewa akan dikalahkan oleh dia yang selalu ada" -Ayu "Dia akan kuperjuangkan meskipun dia tidak tahu aku sedang berjuang" -Annonymous Sedekah vote or comment ya, gaiis 😅