10. Saya Bahagia Karena Kamu Bahagia

8 1 0
                                    

Langkah Rizal tergesa meninggalkan perpustakaan kampus. Kakinya bergerak cepat seperti hampir berlari. Beban berat di ranselnya nyaris tidak ia rasakan. Yang ada di pikirannya saat ini adalah bagaimana ia sampai di kos sesegera mungkin. Rencana yang ia susun tidak boleh gagal.

Sesampainya di kos, ia menemui Lucky yang terlihat sibuk mengepak orderan pelanggan. Lucky menatap malas ke arah sahabatnya itu.

"Apa?"

Senyum Rizal mengembang. "Gue mau lamar Ayu."

"Halah dari jaman kapan lo juga ngomong gitu. Kemaren dari Jogja, niat mau batalin. Sekarang mau lamar lagi. Maksud lo apa, Zal? Ini nyriusin anak orang jangan lo jadiin becandaan lah." Lucky mulai kesal dengan kelabilan Rizal.

"Kali ini gue serius, Ky. Gue udah diskusi sama orang-orang terdekat gue kok."

"Yaudah terus rencananya kapan?"

"Akhir bulan ini."

"Gak bisa lebih cepet? Ini masih awal bulan lho. Gak takut diduluin orang?" tandas Lucky cengengesan.

"Jangan gitu lo, jadi sohib kok doain jelek."

Lucky tertawa, "terus rencana lo sekarang apa?"

Rizal terdiam sejenak. "Gue mau hubungin sohibnya Ayu. Kayaknya dia bisa bantu gue."

Lucky tersenyum simpul lalu meninggalkan Rizal yang masih sibuk dengan rencananya.

--- ---

Rizal duduk di teras kos dengan pikiran yang melayang. Tidak disadarinya, Lucky sudah duduk disamping pemuda yang sibuk dengan pemikirannya sendiri itu.

"Badan duduk di kosan, tapi otaknya kemana-mana. Kenapa, Zal?"

Rizal mengangsurkan smartphone-nya ke arah Lucky. Seketika, Lucky memicingkan matanya.

"Perasaan gue, kali ini lo gak hoki, Zal." Kata Lucky pelan.

Rizal mengangguk. Ia juga merasa demikian. Dan sekarang, Lucky semakin menguatkan perasaan 'tidak enak' nya kali ini.

"Sienna itu sohibnya Ayu?"

"Iya. Makanya gue jadi bingung kalau Sienna jawab kayak gitu." "Gue harus gimana?" Rizal menoleh ke arah Lucky. Wajahnya kusut.

"Tanya Ayu aja. Kuncinya ada di dia. Maju atau mundurnya rencana lo, bergantung sama jawaban Ayu."

"Oke, gue chat Ayu."

Rizal mengetik chat dengan perasaan tak karuan. Tapi ia tetap berdoa agar semuanya baik-baik saja.

Rizal Hafizhurrahman

Assalamualaikum, Ayu. Kyknya ada kabar yg aku hrs tau. Sienna nyuruh aku buat tny lgsg k km. Emg kabar apa?

Sent

--- ---

Rizal baru saja selesai mencuci sepeda motornya. Ia mengusap peluh yang mengalir di dahinya. Lalu ia segera menuju dapur dan membuat seteko es teh.

Pemuda itu membawa teko es tehnya ke teras. Gelas keramik bergambar princess miliknya sudah penuh dengan es teh. Siap diminum. Baru saja ingin menandaskan isi gelas, seketika gelasnya sudah berpindah tangan. Siapa lagi kalau bukan Lucky.

IT'S NOT ALWAYS ABOUT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang