Sepeninggal Pak Rifki, Ayu hanya diam. Duduk di sofa depan TV dengan mata berkedip sesekali dan pikiran yang entah kemana.
Ia tak menemui dosen menyebalkan itu. Setelah membukakan pintu dan mempersilakan duduk, Ayu memilih bersembunyi. Ia malas menemui dosen itu. Lagi pula, Pak Rifki bermaksud menemui ibunya bukan dirinya. Setidaknya ia tak perlu mencari-cari alasan untuk kabur.
Tapi...
Kenapa Pak Rifki menemui ibunya?
Dan jawabannya membuat Ayu terdiam dan tak tahu harus bagaimana.
"Nduk, coba dipikirin dulu lamaran Nak Rifki..."
Ya, Rifki datang untuk melamar Ayu.
"..."
"Mungkin dia jodoh kamu, pengganti Keenan," ibu tak bisa menyembunyikan rona bahagianya.
Ayu menunduk beberapa saat, "Ta'aruf dulu ya Bu. Ayu nggak mau gegabah,"
Ibu tersenyum lebar. Hari itu Ayu tahu, bahwa kejutan bisa datang kapan saja.
--- ---
Pagi itu yang Ayu pikirkan hanyalah menceritakan kejadian kemarin kepada Sienna. Setelah mengajar kelas 4A, gadis berkerudung ungu muda itu segera bergegas ke ruangannya. Benar saja, ia menemukan Sienna yang sedang asyik cekikikan dengan mata yang tak lepas dari smartphone nya.
"Na.."
Sienna menghentikan tawa kecilnya. Ia menoleh dan mengerutkan dahinya samar, "Kenapa Buk?"
Ayu menghela napas sejenak. "Gue pengen cerita. Tapi nggak sekarang."
"Penting nggak?"
"Penting banget. Menyangkut kelanjutan hidup gue." Sahut Ayu dengan mimik serius.
"Oke, sebelum ke kampus kita nongki di cafe depan dulu ya. Gue jadi kepo."
Ayu mencibir, "kapan lo nggak kepo?"
Sienna mengangkat bahu cuek lalu kembali berkutat dengan smartphone nya.
"Na, lo nggak malu kalau tiba-tiba ada murid masuk kesini?"
"Malu kenapa?" Sahut Sienna tanpa melepas pandangannya dari smartphone.
"Ustazah tahfizh tapi kerjaannya mantengin HP mulu."
Sienna mendelik tajam. "Kok lo kalau ngomong suka bener sih? Tajem lagi, kayak pisau diasah 7 malem."
Ayu cekikikan mendengar omongan sohibnya yang asal ceplos. Ini sifat yang Ayu suka dari Sienna.
"Btw, gimana kalau kita cabut sekarang aja? Jadwal gue udah kosong nih," bisik Sienna dengan suara yang nyaris hilang.
Ayu tampak berpikir sebentar. Ia mengingat-ingat apakah ada jadwal mengajar lagi setelah ini atau tidak. "Yaudah yuk sekarang aja," tandasnya setelah tahu ia tidak ada jadwal mengajar.
Kedua tangan Sienna sibuk mengemasi barang-barang. Sudah sejak setengah jam yang lalu ia selesai mengajar dan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, apalagi kalau bukan meninggalkan sekolah?
Saat keduanya telah bersiap keluar ruangan, Bu Meida, kepala sekolah, masuk ke dalam ruangan.
"Ustazah Sienna dan Ustazah Ayu sudah mau pulang?"
"Iya, Bu. Kami ada sedikit urusan, bagaimana?"
Bu Meida tampak berpikir sebentar. "Baiklah, silakan. Tapi sudah tidak ada jadwal mengajar setelah ini, kan?"
"Iya, Bu. Kami sudah tidak ada jadwal kok." Sahut Ayu.
"Baiklah, hati-hati kalau begitu. Assalamu'alaikum." Bu Meida pergi meninggalkan ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S NOT ALWAYS ABOUT YOU
SpiritualeTerinspirasi dari Kisah Nyata "Dia yang istimewa akan dikalahkan oleh dia yang selalu ada" -Ayu "Dia akan kuperjuangkan meskipun dia tidak tahu aku sedang berjuang" -Annonymous Sedekah vote or comment ya, gaiis 😅