9

719 169 22
                                    


Aku merapikan buku-buku pelajaran milik murid-muridku yang baru saja kuberikan nilai. Setelah menyusunnya dengan rapi, aku meletakan satu tumpukan buku tersebut ke dalam lemari. Aku melirik jam yang melingkar di tanganku, sudah pukul dua siang. Kira-kira Kinal sedang apa ya?

Ve : Kinal, kamu lagi apa? Udah makan belum?

Setelah mengirim pesan untuknya, aku mulai merapikan barang-barang bawaanku. Beberapa detik kemudian ponselku bergetar. Pasti balasan dari Kinal haha.

Kinal : Aku lagi diem aja nih nunggu kamu. Udah dong. Kamu udah makan? Udah selesai?

Aku tersenyum geli membayangkan Kinal dengan bosan menungguku sendirian dirumah. Hehe, pasti lucu sekali wajahnya. Duh, aku jadi rindu dia.

Ve : Ih, jadi kangen kan. Aku udah makan kok tadi. Udah selesai, tapi hari ini aku mau keluar dulu sebentar. Nanti jemput aku.

Kinal : Oke sayang, hati-hati.

Kinal : Etapi kamu mau kemana!

"Kamu mau kemana?" Tanyanya saat baru saja aku menjawab panggilannya. Aku terkekeh. "Aku ada keperluan sebentar, Kinal."

"Kemana?" Tanyanya lagi mengabaikan ucapanku. Hih.

"Aku mau nyari buku dulu sebentar."

"Kenapa nggak minta anter aku? Kan aku bisa."

"Sebentar doang Kinal."

Terdengar Kinal mendengus diseberang sana. "Terserah." Katanya lalu setelah itu ia memutuskan panggilan secara sepihak. Hmm, sepertinya dia ngambek.

Aku menggelengkan kepalaku lalu meraih tas tanganku lalu keluar dari dalam kelas. Keadaan sekolah sudah sepi. Ya memang karena sekolah sudah bubar sejak pukul satu siang tadi. Hanya sisa beberapa guru saja yang masih bertahan disini dan termasuk aku.

Aku memutuskan untuk berdiri di halte yang terletak diseberang sekolah. Seingatku dulu halte ini belum ada. Yah, memang sudah cukup lama sih aku tidak pernah ke tempat ini lagi makanya aku tidak heran jika banyak sekali perubahan yang terjadi disini.

Mobil berwarana merah berhenti tepat di hadapanku. Beberapa detik kemudian, kaca mobil tersebut terbuka dan terlihat lah seseorang yang sangat aku kenali disana. Naomi. Ia tersenyum hangat kepadaku.

"Ve! Kamu ngapain disini?" Tanyanya dengan nada riang.

Aku mendekat ke arah mobilnya lalu tersenyum. "Aku lagi nunggu taksi Naomi. Kamu mau kemana?"

Ia terkekeh. "Aku mau jalan pulang sih, habis ketemu temen. Kamu mau kemana emang? Aku anter sini." Katanya.

"Serius?" Tanyaku. Dengan cepat Naomi mengangguk.

Kini aku sudah duduk di kursi penumpang. Naomi masih sama. Masih cantik dan bahkan terlihat lebih cantik lagi. Senyum itu masih sama seperti lima tahun yang lalu. Senyum yang selalu membuat hatiku menghangat.

"Apa kabar, Ve?" Tanyanya yang langsung membuyarkan lamunanku.

"Eh, aku baik."

Ia terkekeh. "Ya, keliatan sih kamu baik-baik aja. Jadi...kamu mau kemana?" Tanyanya, lalu setelah itu aku menjelaskan kemana tujuanku. Yaitu toko buku terdekat.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam, akhirnya kami sampai. Selama di perjalanan, kami hanya diam. Naomi fokus dengan jalanan dan akupun juga. Ini pertama kalinya kami duduk bersebelahan dalam diam. Aku tebak ini semua karena sudah sangat lama aku tidak berjumpa dengannya dan kami menjadi merasa sedikit canggung.

Still Falling For You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang