2

1.8K 254 17
                                    


"Ve? Senyum-senyum aja. Kenapa kamu? Lagi selingkuh ya?"

Plak!

Langsung kupukul kepalanya. Ia meringis sambil mengusap bagian kepala yang kupukul tadi. Ia memberengut lalu melempar tubuhnya ke sofa sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Kasar!"

Aku terkekeh lalu mendekat ke arahnya. Ku usap bagian kepala yang kupukul tadi. "Maaf ya. Hehe, reflek aku." Gumamku pelan. Kinal hanya mendengus. "Jangan ngambek dong. Lagi kamu sih, ngomong suka sembarangan. Mana ada aku selingkuh. Mau paling selingkuh sama ikan-ikan kamu."

Kinal melirikku sebentar lalu kembali membuang mukanya. Malas menatapku. Aku terkekeh lalu bersandar di bahunya. "Naaal, jangan ngambek ish. Aku ngambek juga nih." Aku menggoyang-goyangkan lengannya. Ia masih tetap diam. "Kayak anak kecil kamu tau gak. Gemes deh."

"Bodo."

"Lah gitu?" Aku mencubit pipinya. "Udah dong jangan ngambek, males deh aku kalo kamu ngambek gak jelas gini."

"Siapa yang ngambek sih? Uuu tayang." Kinal mencubit gemas pipiku lalu menguyel-uyel pipiku. Ugh, kebiasaan! "Ve, main yuk!"

"Hah main? Main apa?"

"Yaa mainnn." Jawabnya sambil menaik-turunkan alisku.

Pipiku bersemu merah. "Gak mau ah! Aku lagi capek."

"Ayolah Veeee. Udah lama nih." Kinal mengedip-ngedipkan matanya sambil menarik-narik tanganku. Huh, udah aku gak bisa nahan kalo gini mah.

"Yaudah, ayuk!" Aku beranjak dari sofa lalu melirik kearahnya. "Ayo buruan."

"Ke mana?"

"Ke kamar lah."

Kinal mengerutkan keningnya. "Kok di kamar, Ve?"

"Katanya mau main! Cepet deh."

Kinal diam sejenak lalu tawanya meledak. "Hahaha, ih Ve mesum hahaha."

"Dih apa sih? Malah ketawa."

"Itu ngajak ke kamar mau ngapain? Main? Main apaan di kamar? Orang aku mau ngajak main monopoli. Wah, Ve. Ketauan kan kamu lebih mesum dari aku." Ucap Kinal dalam satu tarikan napas.

Tuhan, aku berharap hari ini juga aku mati. Mati saat ini juga. Disini. Aku maluu!! Astaga.

"Veee? Kok diem?" Panggilnya masih dalam sisa-sisa tawanya. Kurasa pipiku sekarang merah semerah cabai merah atau seperti paprika. Ya itu lah pokoknya. Tuhaaan!

"Bodo amat!" Aku langsung berlari menuju kamar lalu menguncinya rapat-rapat. Pokoknya aku gak mau ketemu Kinal sampai seminggu ke depan. Gak mau! Malu aku. Kubur aja aku sekarang jugaa!!

*****

Aku mengerjapkan mataku saat mencium aroma masakan menusuk indera penciumanku. Aku mengusap wajahku lalu meregangkan tubuhku sesaat. Aku melirik ke sebelahku. Kosong. Ke mana Kinal? Oh iya! Kan dari kemarin aku ngurung diri di kamar ya semenjak insiden memalukan itu. Huft.

Ceklek.

Kinal muncul dari balik pintu dengan nampan makanan di tangannya. Ia berjalan mendekat kearahku sambil tersenyum. "Udah bangun?" Tanyanya sambil meletakan nampan makanan di nakas lalu duduk di atas kasur. Di sebelahku.

Aku mengangguk. Kinal terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Udah gak usah di inget-inget kejadian kemarin. Aku juga sih yang salah sebenernya hehe." Kinal menggaruk tengkuknya. Lalu menyambar piring yang mungkin berisi sarapan. "Roti isi sosis spesial buatan aku. Sekali-kali, aku yang manjain kamu hehe. Nih makan."

Still Falling For You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang