Aku melakukan ini demi semuanya. Aku tak ingin terjadi sesuatu yang tak semua orang inginkan meskipun aku yang akan jadi tumbalnya.
***
Di kamar bernuansa merah dengan penuh foto-foto yang di silang dengan tinta hitam. Seorang pria berambut panjang yang diikat rendah bersurai hitam melihat foto-foto itu satu-persatu. Ia bergumam sesuatu sambil menunjuk satu-satu foto itu.
"Mati."
"Mati."
"Mati."
"Mati."
"Ma.."
Tangannya berhenti di salah satu foto paling akhir beserta gumamannya berhenti. Pria itu, Uchiha Itachi menatap tajam foto itu. Seorang anak kecil bermahkota pirang keemasan panjang yang tengah asik bermain boneka rubah di taman. Di temani oleh bunga sakura yang mekar indah, anak kecil itu tersenyum ceria dengan tangannya yang di rentangkan ke depan dengan salah satu tangannya memegang boneka mencoba meraih tangan yang tertangkap di foto.
Drrt...drrt
Itachi mengambil handphone nya yang ia taruh di kasur dan mengangkat panggilan tersebut.
"Yah, baiklah."
Satu kalimat ia ucapkan pada si penelepon. Itachi melempar ponselnya ke kasur lalu ia segera pergi ke kamar mandi.
Itachi keluar dari kamar mandi dengan handuk putih melilit di pinggangnya. Rambutnya yang basah sampai menetes ke lehernya yang kokoh dan mengalir ke dada dan berlanjut turun menuju perut kotaknya. Oh, sungguh ciptaan tuhan yang indah.
Itachi memakai T-shirt bertuliskan polo berlengan pendek berwarna biru dipadu dengan celana jeans panjang yang robek di bagian lutut. Tak lupa juga surai hitamnya di tutupi oleh kupluk hitam. Ia akan segera keluar menemui seseorang yang meneleponnya.
Itachi menyalakan motor sportnya melintasi jalanan kota London. Yah, Itachi tidak tinggal dengan keluarganya di Jepang karena alasan pekerjaan dan pendidikan.
Jalanan kota London lengang di waktu sore sehingga Itachi bisa menambah kecepatannya. Itachi memberhentikan motornya. Ia menuju ke taman untuk bertemu dengannya.
Taman Welcome yang berada di pinggiran kota London menjadi tempat santai dan liburan keluarga di waktu weekend. Pemandangan laut di arah selatan dan juga burung camar yang kadang berada di jalan setapak meminta makanan pada pengunjung taman atau mengganggu pengunjung.
Banyak orang-orang berpasangan bergandengan tangan di tempat umum sambil berkata mesra. Banyak juga yang mengadakan kemping keluarga. Bercanda ria antara ayah, ibu dan anak.
Itachi jadi teringat waktu dulu ketika ia masih berumur 10 tahun. Ia sedang piknik di taman dengan keluarganya. Saat itu mata Itachi menangkap pemandangan seorang anak kecil perempuan erumur 3 tahun seperti adiknya sedang menangis. Itachi menghampirinya.
"Kenapa kau menangis?" tanyanya kepada anak di hadapannya.
"Bonekaku kotol nii-chan...hiks..hiks..hiks..."
Jawab anak kecil tersebut. Ia menangis dengan matanya yang di tutupi oleh kedua tangannya sambil jongkok. Gemas sekali.Itachi meraih boneka rubah di sampingnya dan mengusap-ngusap boneka tersebut agar bersih. Dirasa sudah bersih Itachi mengembalikan boneka tersebut.
"Ini bonekamu. Nanti jangan di kotorin lagi yah.. Jaga baik-baik bonekanya."
Anak kecil tersebut langsung berhenti menangis dan mengambil bonekanya kembali dari tangan Itachi.
"Nii-chan.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid, Love You.
RomanceHidup dalam kesederhanaan dan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Keajaiban dan tragedi masuk dalam kehidupannya. #sasufemnaru #ff