Saat kutahu kau sudah menjadi milik orang lain rasanya aku ingin menyerah. Tapi, hatiku berkata kalau aku tak boleh menyerah dan harus menunggumu. Dan saat itulah aku mencoba menerima keadaan ini. #Kutunggu_Jomblomu
***
Happy Reading ;)
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua murid berhamburan keluar. Seperti hal nya pemuda berkacamata ini. Ia keluar kelas hendak menuju kelas lain bukan untuk berjalan keluar untuk pulang.
Sasuke Uchiha menatap Sakura, pujaan hatinya. 'Ayolah, Sasuke. Kau pasti bisa. Jangan jadi pria pengecut begini.' Sasuke hendak menyatakan perasaannya sekali lagi dan berharap akan di terima.
"Mau apa kau cupu?" tanya Sakura menatap rendah Sasuke.
Sasuke terdiam. Kepalanya menunduk.
"Ayo cepat jawab. Mau apa kau?!" tanya Sakura lagi dengan nada membentak.
"Sa-sakura-chan b-bi-bis-bisakah kita pulang bersama?" tanya Sasuke gugup dan hati-hati. Kepalanya terangkat menatap manik hijau emerald Sakura. Oh, betapa indahnya jika selalu memancarkan kebahagiaan manik mata itu.
"Apa kau bilang? Jangan bercanda yah."
"Err.. Sakura, aku pergi dulu yah... Tou-chan sudah menungguku." Pamit seorang teman pirang pucat Sakura yang dari tadi berada di belakangnya dan melihat semua itu. Yah, dialah Ino Yamanaka. Pemilik toko bunga dan perusahaan kosmetik yang sudah terkenal di seluruh dunia.
"Ha'i" jawab Sakura.
"Ok, darling. See you..." Ino kemudian menghilang dari hadapan sepasang manusia tersebut."Kumohon, Sakura. Hanya sekali ini saja." mohon Sasuke memelas.
Sakura yang melihatnya tersenyum mengejek. Ia juga sebenarnya tahu kalau Sasuke tampan. Terlihat dari wajahnya yang tegas. Hanya saja penampilannya yang membuat siapa saja tak ingin dekat dengannya.
"Baiklah... Baiklah... Ke mana kau akan membawaku pergi?"
Sasuke yang mendengar hal itu dari Sakura langsung tersenyum senang. Hatinya juga bersorak ria seperti ada sebuah pesta.
"Aku akan mengajakmu ke taman Sakura, Sakura."
Sesampainya di taman Sakura, Sasuke dan Sakura berjalan - jalan sebentar. Melihat betapa ramainya taman tersebut saat musimnya bunga Sakura mekar.
"Hei, cupu, kau mau bawa ke mana aku?" tanya Sakura ketika mereka hanya berjalan-jalan saja.
"Kita belum sampai Sakura."
Sasuke terus berjalan yang diikuti oleh Sakura sampai mereka tiba di suatu tempat yang asing.
Hamparan laut biru terhampar begitu indahnya dengan sedikit warna jingga dari matahari. Sebuah bangku panjang menghadap ke arah laut.
Sasuke berdiri di hadapan.Sakura yang sedang duduk. Berjongkok, setangkai mawar merah di keluarkan Sasuke dari balik punggung.
"Sakura...Aishiteru. Maukah kau jadi pacarku?"
Sakura terdiam. Terkejut dengan pernyataan Sasuke.
"Yah...aku tahu kalau aku hanya muri culun yang pintar. Kau juga menyukai Gaara dari kelas dua belas itu. Tapi... Kumuhon... Jadilah pacarku. Aku akan melakukan semua apa yang kau katakan. Kumohon.."
Sakura tersenyum miring. Pikiran liciknya mulai bekerja. Ia menganggukkan kepala.
"Yah..aku mau."
Sasuke tersenyum ceria. Ia memeluk Sakura erat. Sasuke tak tahu jika sepasang mata saphire sedang melihatnya dengan hati terluka.
***
Bagai ditusuk ribuan belati. Sakit sekali. Saphire itu meneteskan yang tersembunyi. Dalam tangis yang begitu menyayat hati.
Hujan yang rintik-rintik mulai deras seirama dengan air matanya. Naruto berjalan tanpa arah dengan masih memakai seragam sekolah.
Hari ini hatinya sakit sekali. Ingin mengikhlaskan tapi berat. Naruto memeluk erat tasnya. Berjalan tertatih di malam hari. Dingin yang Naruto rasakan.
Ckiit...
Sebuah mobil berhenti di samping Naruto. Ia tak mengacuhkannya. Berjalan terus sampai semuanya menjadi gelap.
***
Setelan jas hitam di kenakan oleh sulung Uchiha, Itachi Uchiha. Hari ini ia akan menghadiri rapat di perusahaan ayahnya. Menggantikan ayahnya sementara sebagai CEO.
Sepatu hitam mengkilatnya keluar dari mobil di susul olehnya. Itachi berjalan dengan membalas senyuman yang di berikan oleh para pegawai.
Brukk..
Itachi menabrak seseorang dan membuat jasnya basah.
"Oh, sorry..sorry, Sir. I'm sorry. Aku tak sengaja."
Mendengar suara cempreng itu membuat ia ingat dengan seseorang.
"Is okay." ucap Itachi.
"Are you sure?" tanya si penabrak.
"Ya."Itachi langsung menuju toilet terdekat. Membersihkan jasnya dari tumpahan kopi. Itachi melihat ke arah cermin. Ia berpikir. Tadi, sekelebat rambut pirang tertangkap dari ekor matanya.
Apakah itu tadi Naruto? Tapi, suaranya berbeda. Ini lebih feminim.
***
Naruto mengerjapkan matanya. Ia melihat-lihat di sekelilingnya. Ini bukan kamarnya. Lalu di mana? Naruto tak tahu. Kepalanya terlalu pusing untuk memikirkan itu.
Cklek...
"Ah Naruto sudah bangun ternyata. Nih di makan dulu. Dua hari ini kau belum makan sama sekali."
Uzumaki Kurama duduk di samping ranjang dengan menyodorkan nampan berisi bubur hangat dan segelas air.
"Hah? Ja..jadi...aku...selama itu?" ucap naruto tergagap.
"Yah... Kau demam tinggi setelah hujan-hujanan. Untung saja aku yang menemukanmu." jelas Kurama
Naruto langsung menyantap yang ada di nampam dengan rakus. Perutnya keroncongan.
***
Mianhae minna... :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid, Love You.
RomanceHidup dalam kesederhanaan dan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Keajaiban dan tragedi masuk dalam kehidupannya. #sasufemnaru #ff