Mata-mata

2.3K 204 3
                                    

Aku mengawasimu. Bukan mau ku tapi, aku juga senang.

***
Ritual pagi di keluarga Uchiha seperti biasa. Sarapan, lalu berangkat ke tujuannya masing-masing. Hanya dentingan sendok dan garpu yang menghiasi. Tetapi, ada yang berbeda, ketiadaan duo pangeran Uchiha yang belum memunculkan diri untuk sarapan.

"Ohayou, Tou-chan, Kaa-chan..." sapa Itachi heboh.
"Duduk dan makan dengan tenang." ucap sang kepala keluarga, Uchiha Fugaku.

"Eitss, tou-chan harus lihat dulu penampilan otouto ku yang masih kalah tampan denganku."

Uchiha Mikoto, sang ibu hanya melihat Itachi bingung. Tak biasanya anak ini ceria. Pikirnya. Sedangkan, Fugaku menatapnya dengan muka datar.

"Ini dia... Saskey ayo turun."

Tap
Tap
Tap

Uchiha Sasuke berjalan turun. Ia sudah siap dengan penampilannya dengan seragamnya, tas menempel di punggung. Semua mata tertuju padanya, termasuk Naruto yang sedang membersihkan dapur setelah memasak.

"Jeng jeng jeng.."
"Sudahlah nii-chan."

Sasuke langsung mengambil tempat duduk dan makan dengan tenang.

"Kau anakku kan?" heboh mikoto. Ia terus memerhatikan putra bungsunya dengan takjub.

"Hn."

"Ya Tuhan, anakku tampan sekali. Hei Anata cobalah lihat Sasuke."

"Hn." Fugaku ber-hn ria dengan muka datarnya.

Tuan muda Sasuke tampan sekali 😳. Pikir Naruto.

Dalam sekejap ruang makan yang tadinya terasa kaku seakan sedikit hilang. Itachi tersenyum hangat. Ia senang bisa membuat perhatian orang tuanya sedikit teralih ke Sasuke. Itachi mengambil kursi di dekat Sasuke dan mulai makan.

Sasuke sebenarnya risih melihat reaksi ibunya tapi merasa bangga juga karena ia sedikit lebih tampan dan keren dari biasanya. Poni yang tak tersisir rapi menutupi dahinya dan rambut belakang di buat berdiri seperti pantat ayam serta kacamata yang tak membingkai mata onixnya. Meskipun begitu, Sasuke merasa lebih keren, tampan dan juga percaya diri.

Apakah Sakura akan menyukainya kalau aku seperti ini? Ahh semoga saja.

"Baiklah aku berangkat dulu kaa-chan, tou-chan, nii-chan. Jaa~"

Sasuke segera menenteng tasnya kembali dan berangkat sekolah.

Setelah keluarga Uchiha selesai makan, Naruto segera membereskan piring-piring kotor ke tempatnya lalu membersihkan meja makan tersebut. Naruto segera mencuci piring-piring kotor tadi. Ia bersenandung kecil untuk menghilangkan kebosanan.

Tuan Sasuke itu sangat tampan bahkan hari ini lebih tampan. Andai saja aku jadi gadis yang ada di foto di kamar Sasuke pasti aku serasa...jadi yang paling beruntung sedunia.

Tapi...kalau penampilannya seperti itu pasti banyak gadis di sekolahnya yang naksir Sasuke. Ugh aku tak rela kalau seperti itu.

Semoga saja Tuhan memberinya kesempatan untuk bersama tuan muda tampannya.

Kabulkanlah doaku Tuhan.. Kumohon...

"Naruto!"

Naruto yang sedang mengkhayal dibuyarkan oleh suara sang majikan perempuannya. Ia terkejut ketika menoleh ke belakang nyonya besarnya sedang berdiri dengan tangan di depan dada.

"Eh? Nyo...nya. Apa ada yang di perlukan, Nyonya?"

Naruto meredam keterkejutannya. Ia berbicara sesopan mungkin meski ada sedikit ketakutan di nada bicaranya.

Maid, Love You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang