3 bulan kemudian..
"Alya berangkat dulu ya bun." ucap Alya sambil berjalan keluar dari rumahnya.
"Lah, si Aldi mana?" Alya bingung saat mobil yang biasa Andi kendarai tak ada di depan rumahnya.
Tuuttt....Tuuttt... "Lo dimana oe!" ucap Alya agak keras setelah nada tersambung terdengar.
"Jangan teriak juga kale!" balas Andi dengan keras.
Alya segera menjauhkan benda pipih itu dari telinganya.
"Oii! gue gak budek asal lo tau." kesal Alya.
"Lah, kan lu yang duluan teriak-teriak."
"Ish tau ah!, lo dimana? gue udah di luar tapi lu-nya kagak ada."
"Ya gue udah otw sekolah." balas Andi santai.
"Lu kenapa gak ajak - ajak gue?! terus gue ke sekolah naik apaan?" Amarah Alya mulai berkoar - koar.
"Naik busway atau gak naik angkot, uang ongkos tinggal pake uang jajan lo, selese."
"Selese pala lo peang,ish lo jadi orang rese banget." Ucap Alya lalu memustukan panggilan dengan Andi.
Alya terpaksa menggunakan transportasi angkot menuju sekolahnya.
****
Sesampainya di depan SMA Harapan Bangsa ia berlari melewati gerbang dan memasuki koridor sekolah.
Ia melihat Melisa dari kejauhan, tampaknya Melisa sedang mengobrol dengan Owen.
Alya berjalan menuju kelasnya dengan langkah santai.
Dalam perjalanannya menuju kelas, bahunya bersenggolan cukup keras dengan seseorang, Alya meringis memegangi bahunya.
Orang yang menabraknya tak memedulikan Alya, ia langsung berlari meninggalkan Alya yang terbengong melihatnya berlari menjauhi dirinya.
"Ihh gila banget tu orang, eh tapi keknya gue kenal deh" gerutu Alya.
Alya memang tak melihat mukanya langsung tetapi jika dilihat dari belakang ia mirip dengan seseorang, seseorang yang masih membekas di hati Alya..
Alya menghembuskan nafasnya kasar, ia teringat lagi dengannya.
Alya segera membuang pikiran tentangnya dan kembali berjalan sambil menggerutu.
"Hai mel, pagi - pagi udah mesra aja." ucal Alya menggoda Melisa yang sedang asik berbicara dengan Owen.
"Ehh Alya, lo baru datang?" ucap Melisa salah tingkah.
"Eh? gue ganggu yah? gue masuk yah." ucap Alya sambil tersenyum menggoda pada Melisa yang pipinya sudah memerah.
Saat Alya ingin mengeluarkan novelnya sebuah suara menyapanya.
"Halo Al!" sapa Owen.
"Lah, bukannya lu tadi ama Melisa?" tanya Alya bingung.
"Iya."
"Trus Melisanya mana?"
"Gue tinggalin."
"Kenapa lu tinggalin?" tanya Alya dengan dahi berkerut.
"Gue rasa tadi lo ngacangin gue, ya udah gue samperin lo." jawab Owen.
"Emang kenapa kalo gue ngacangin lo?" Alya heran.
"Ya gue pikir gue ada salah ama lo." jawab Owen jujur.
"Ahh serah lo deh, mending lo balik gue sibuk." ucap Alya lalu mulai membaca novelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limited Bad Boy
Teen FictionLaito Owen Balthwin, cowok blasteran Inggris-Indonesia ini biasa dipanggil Owen Balthwin. Cakep, Hobi Tebar Pesona, Murid baru, dan pastinya Bad Boy. Kalian akan langsung jatuh cinta saat melihatnya tersenyum, tetapi hal ini tak berlaku untuk Alya. ...