3 - Trouble

172 19 4
                                    

"Akhirnya!!!" teriak Alya saat bel istirahat berbunyi.

"Lebay lo." kata Melisa

"Bodo amat" balas Alya.

"Ehh, boleh kenalan gak? Nama gue Melisa!" sembur Melisa pada Owen.

"Boleh dong. Salam kenal Melisa."

"Gue ke kantin duluan ya Mel." kata Alya sambil memegangi perutnya yang keroncongan.

"Oki doki!"

"Eh eh eh, gue ikut dong! Mel elu disini aja ye, gue mau ngobrol ama tu orang dulu." kata Owen sembari bangkit dari tempat duduknya dan mengejar Alya.

"Haaaa..." Melisa membuang nafasnya kasar.

"Kenapa semua cowok yang gue taksir selalu aja deketin Alya.." dengus Melisa kesal.

"Tapi kali ini gue ga bakal biarin Owen jatuh hati lebih dalam ke lo, No no no.." Melisa tertawa kecil.

"Gue bukannya mau berkhianat, tapi ga adil aja." Melisa tersenyum sinis, Dibuatnya rencana keji untuk Alya.

Melisa bangun dari tempat duduknya lalu berjalan keluar kelas menuju kamar mandi.

❤ ❤ ❤

"Eh Alya, tungguin gue!" Teriak Owen pada Alya yang tidak berhenti berjalan.

"Eh lo budek atau apa sih! Orang teriakin gak nyahut - nyahut." cemberut Owen saat langkahnya sudah sejajar dengan Alya.

"Aelah, pantas aja budek!" kata Owen kesal karena ternyata Alya sedang mendengarkan lagu menggunakan Headset.

"Oi! Gue lagi ngomong ama lo" kata Owen saat Alya menoleh padanya dan melepaskan salah satu headset dari telinganya.

"Oh ya?" kata Alya sambil meletakkan headset kembali ke telinganya.

Owen hanya menganga dan membentuk mulutnya seperti huruf "O".

"Gila ni cewe". batin Owen.

"Eh eh eh.. Wait! Gue mau nemenin lu makan dikantin." Kata Owen.

"Ohh.. Kalo gitu..." Alya stengah menggantungkan kata - katanya.

"Kalo gitu paan?" Penasaran Owen

"Traktir!" Cengiran andalan Alya membuat jantung Owen bergemuruh.

"Lahh.. Enak aje. Gak bakal! Ogah gue!" Tolak Owen sambil melipat tangannya di dada, dan memajukan bibirnya.

Owen memang sangat kekanak - kanakan.

"Ya udah.. Gue gak mau lo nemenin gue! Kalo mau ngomong ama gue ada bayarannya tau!" Kata Alya.

"Ya udahh... Lemon tea?" Tawar Owen.

"Siapp!!"

"Sipp." Owen tersenyum begitu lebar sehingga hal itu membuat para kaum hawa terbang termasuk Alya, Owen tidak tahu kalau jantung Alya berdebar tak karuan.

Alya segera berjalan cepat menuju ke kantin dan diikuti Owen yang mengomel karena ditinggali.

"Lo mau makan apaan?" tanya Alya pada Owen.

"Kalo bakso ada gak?"

"Ada."

"Kalo Batagor ada?"

"Ada."

"Kalo Iced Lemon Tea ?"

"Hm."

"Kok lo ngomong irit banget?"

"Gak tau." Alya menaikkan kedua bahunya.

"Aelah, lo emang kayak gini ya? Lo emang cuek atau cuek ama gue doang? Lo tuh harusnya seneng karena diajak makan ama cogan, tapi kenapa sih.." Omongan Owen dipotong oleh Alya.

"Ahh!! Banyak bacot lo! Kan hal yang lo tanya udah jelas - jelas terpampang di depan mata lo. Pusing gue dengernya." Alya bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Owen.

"Lah.. Emang gue salah apa?" Owen bergumam pelan.

"Oii!! Mau kemana loo??" teriak Owen pada Alya yang berjalan keluar kantin.

"Tau ahh!!" Jawab Alya dan mulai berlari dengan kecepatan tinggi.

"Gila, larinya kenceng banget." Gumam Owen.

"Oeee!! Lo gak jadi makan??" Owen mengejar Alya yang berbelok ke arah belakang sekolah.

Haiii :)

Sorry ya baru aktif :')
Ooo iyaa btw maaf banget kalo ceritanya kependekan karena baru ini yang ada di otak aku :')
Sooryy bangett yahh :')

Jangan lupa Vote + Comment cerita ini yahh :)


Thank you💕💕

Limited Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang