pukul 15.25

415 35 6
                                    





.

.

.


dia mungkin saja mencintaiku sore ini.

.

.

.


saat ini aku ditemani sepasang earphone dengan cuaca terik khas pulau dewata yang membuat peluhku menetes tatkala pikiranku merajalela.

kemeja sekolahku yang polos sudah kurasa basah akibat keringatku sendiri.

hari ini aku sedang sibuk, makanya aku begini. khususnya sih sibuk memikirkanmu.

satu hal yang aku percaya, kamu akan tetap ada di pikiranku. bahkan lebih indah kamu yang berada di pikiranku daripada realitanya.

bak kamu matahari dan aku sang pluto; begitu kecil kemungkinan kamu melihatku.

gampang bagimu mendengar pernyataan itu, tapi susah bagiku kalau nyatanya kamu benar-benar mendengar pernyataan itu.

kamu jahat, aku ga pernah benci.

aku rindu, kamu juga ga bakal tau. toh aku berada di dekatmu, kamu sendiri lebih milih sibuk dengan buku fisikamu itu.

sama sepertiku yang melihat soal matematika. kamu dan dia sama-sama sulit tapi harus kujalani.

sama sepertimu yang penyuka fisika. kamu menyukai pelajaran itu sebesar rasa suka yang kamu punya.

begitulah aku padamu. anggap saja aku fisikamu kali ini.

bingung kan? kenapa kamu ga milih buat jadi pridoksinku aja?

kalo remaja jaman sekarang mungkin ga bakal ngerti gombalanku itu.

kamu gak pernah ngerasa aku ada. aku ibaratkan senja dari jingga yang kamu buat.

kamu indah sementara aku tak berwarna.

kamu bergerak bebas sementara aku hanya bisa mengikutimu dari belakang. itupun diam-diam.

tapi yang tidak pernah kusadari, tidak pernah dalam khayalanku, kamu hari ini nyata.

berjalan ke arah mejaku, lalu melepas sebelah earphoneku saat aku menulis ini untukmu.





....end.

EvertunesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang