chapter three

499 55 2
                                    





: the t h r e e :


"naik, tan? ke sana?"kutanya sambil menunjuk ke atas.

tante orchid mengangguk tanpa melihat ke arahku karena dia sibuk mengaduk-aduk tiga cangkir berisi cairan coklat gelap yang menghembuskan asap.

aduuuh, harusnya tante tau kalo aku paling males berhadapan sama cowok, pengecualian buat celo.

tanganku mendadak dingin saat nampan itu berpindah tangan ke arahku.

"awas jatuh, ka. panas banget soalnya."ujar tante orchid yang membuatku merasa kenapa harus aku yang bawain?

mau gak mau aku harus naik ke sana, ke kamar celo. langkahku terus menaiki tangga dan kudengar suara genjrengan gitar makin keras masuk ke dalam telingaku.

aku sudah menarik napas untuk kesekian kalinya, tau kenapa? soalnya aku paling gugup kalo deket atau lewat atau pokoknya ada radius paling deket sama cowok.

akhirnya aku sampai di depan pintu kamar celo yang tertutup. ku pejamkan mataku selagi menarik napas.

"cel, buka pintunya."suruhku dari luar dan derap langkah ku dengar mendekat menuju pintu.

aku menunduk menunggu celo membuka pintu. aroma coklat panas yang ada di nampan ini membuatku sedikit merasa tenang.

ckleekk...

aku mendongak, sama sekali tak mengerjapkan mata melihat teman celo yang membuka pintunya.

lututku lemas saat dia menatapku juga dan sedikit tersenyum. oh tuhaaannn...

dia benar-benar tinggi, aku jadi kesal kenapa merasa antusias untuk mendongak melihat manik matanya.

"ahhh nggg—coklat panas."kataku cepat dan kembali menunduk tak punya modal banyak untuk kembali menatapnya.

dia sedikit terkekeh, aku nggak liat gimana ekspresinya dan lebih memilih menyodorkan nampan itu ke arahnya.

begitu nampan itu ada di tangannya, aku mundur dua langkah dan membalikkan tubuhku kembali menuruni tangga.

jantungku tak karuan dan perutku terasa mulas saat aroma tubuh cowok itu masih terngiang-ngiang di kepalaku.

aahhh sialan, dia membuatku gusar sendiri. tatapannya itu apalagi, aku tidak bisa mendefinisikan bagaimana cowok itu secara detail.

karena, dua manik matanya mengunciku saat aku berada di dalamnya.



[....]

EvertunesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang