a day to remember (3)

187 21 0
                                    



revan terdiam sebentar lalu berpikir cepat untuk mengalihkan pembicaraan.

"ta, lo tau kan gue sama tiara udah ga ada hubungan lagi. gak perlu gue jelasin lagi kan?"

cuta menatap lelaki yang sedang membalas tatapannya."gue cuma bilang aja."jawabnya dan ngeluarin amplop buat revan.

revan tau cuta tidak ahli dalam menutupi kebohongannya.

revan menggeleng ketika cuta menyodorkan amplop. ia menunjuk amplop tersebut dengan dagunya."lo aja yang baca."ucap laki-laki itu.

cuta dengan ragu-ragu membuka amplop tersebut dan perlahan membuka surat yang terlipat dari bahan origami berwarna abu-abu.


annyeong, van!

kata abi lo masuk rs gara-gara dikeroyok ya?

gue minta maaf karena ngelanggar janji gue untuk gak ngomong sama lo.

gue tau lo gk akan baca line atau dm gue nantinya makanya gue kirim surat dan nitip di cewek lo.

oiya cewek lo sekarang cantik bgt, udah naik ya level lo skrng wkwk.

balik lagi, gue bilang makasih karena lo..abi ga jadi bahan keroyokan sama gengster sebelah.

gue makasih banget, solidaritas temen lo gue acungin jempol tapi lain kali pake cara baik-baik ya van.

abi juga bakal mau nurutin keinginan lo apapun itu karena lo udah nyelamatin nyawanya.

tengkyu revaaannn...



cuta menggigit bibir bawahnya dan tidak berani menoleh ke arah revan padahal laki-laki itu masih seperti tadi.

"van.."

"heh?"

cuta menaruh surat yang dibacanya kembali ke dalam amplop,"gue pikir lo kaya gitu,"katanya masih menunduk memasukkan surat.

revan sibuk memencet tombol remotenya dengan santai, seakan-akan pembicaraannya ini biasa aja.

"ya pikir aja gue kaya gitu."

"ish apaan sih lo!"cuta menyenggol revan dengan sikunya kesal."gue serius."tambah cuta lagi.

tersenyum remeh, revan menaikkan sebelah alisnya."yaudah terserah lo aja."

"kok jadi terserah gue?"

revan memukul pelan kepala cuta dengan remote yang ada di tangannya."ta, gini ya kalo tentang hubungan, sahabat, orang tua, gue anggep serius. di luar dari itu lo tau gue se-sembrono apa. jadi jangan pernah anggep gue itu sebercanda yang lo pikirin ketika gue ngajak lo lebih deket kaya sekarang."

cuta mendecak sebal sembari tangannya mengelus dahinya yang terutup poni."sakiit tau!"ketusnya dan berusaha menormalkan ekspresi di wajahnya."minta maaf gak?!"suruh cuta.

revan menoleh ke lawan arah, tidak mau melihat cuta."idiih gak deh makasih."jawabnya acuh.

"yaudah."cuta bangkit dari duduknya dan hendak mengambil tasnya di sofa hendak pergi."gue tinggal."katanya lagi.

"terserah..."jawab revan yang terdengar serius padahal laki-laki itu sedang mengajaknya bercanda.

dalam hitungan ketiga akan revan lihat bagaimana merahnya muka perempuan itu sambil memanggil namanya.

"revaaaaaannnn!!!"





end.

EvertunesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang