[vii] : lalu kita bagaimana?

189 18 0
                                    


"ga, lo apaan sih?!"anya menepis tangan aga yang mengikat rambutnya dengan asal karena mereka sedang di mobil untuk beristirahat.

aga tidak peduli, ia masih berusaha mengikat rambut anya walau hasilnya tak sesuai ekspetasi.

"kita ga bakal tidur pake ac jadi kondisikan aja kek gimana harusnya."ucapan aga membuat anya seketika seperti baru menyadari sesuatu.

aga membuka jendela mobilnya untuk menghisap sepuntung rokok. mereka sedang berada di puncak paling atas perjalanan mereka.

tadinya mereka pergi ke suatu daerah yang asing, namun karena keterbatasan waktu dan minim penerangan jalan membuat anya ngotot untuk bermalam di dalam mobil seperti sekarang ketimbang aga menyetir secara ceroboh tidak melihat pembatas jalan dan masuk ke jurang dan seterusnya, anya tidak mau seperti itu.

anya memainkan ponsel aga sambil membuka google maps dari sana."gila yang bener aja ga ada sinyal."keluhnya membuat aga yang tadinya menoleh sepenuhnya ke arah luar jendela kini memusatkan perhatiannya pada anya yang duduk di sebelahnya.

"ya udah sih biarin aja. artinya lo harus mengistirahatkan handphone hari ini."jawaban aga membuat anya mengeluh lagi."terus gue ngapain?"

"ya tidur."

"terus lo tidur di sini juga?"

aga memejamkan matanya lalu membukanya pelan."terus lo mau gue tidur di luar?"

"ya bukan gitu."anya menatap aga cemas."nanti lo apa-apain gue lagi."cicitnya pelan dan menerima tatapan kaget dari aga.

"nya, gue masih waras untuk ga ngapa-ngapain lo."

"cowok kan senormal-normalnya pasti ada niat kesana kan?"

aga menghembuskan asap rokoknya untuk terakhir kali. ia membuang puntung rokoknya ke luar;ke arah jalan yang sepi.

aga mendekatkan wajahnya ke arah anya, ia menatap gerak-gerik perempuan itu secara dekat."jadi lo mau gue apa-apain?"tanyanya membuat anya gelagapan.

ia menelan ludahnya susah payah."a-apaan sih lo, gila lo ya?"sungutnya dan menutup wajah aga, mendorong menjauhi wajah laki-laki itu dari hadapannya.

aga tertawa kecil melihat kelaukan teman dari ia umur dua tahun itu. anya sedang menatapnya kesal menambah tingkat keusilan aga meningkat kepadanya.

"ga, gue serius loh ya."

"serius apa, nya? serius gue apa-apain maksud lo?"aga kembali mendekatkan wajahnya dan tersenyum remeh."boleh juga tantangan lo."tambahnya membuat detak jantung anya bergerak lebih cepat.

"ga..."

"hmm?"

hembusan napas laki-laki itu anya bisa rasakan tepat di wajahnya. anya dalam keadaan menutup matanya tidak tahu harus berbuat apa ketika aga berada di radius paling dekat yang ia punya.

mengintip sebentar melihat apa yang dilakukan aga di hadapannya sekarang membuat aga tertawa kecil lagi.

"kenapa nya? lo berharap gue cium nih?"tanya aga membuat anya menggeleng."gue masih berusaha sad—"

tepat sebelum anya menyelesaikan ucapannya, aga mendaratkan bibirnya pada bibir gadis di hadapannya ini.

anya semakin terpejam, ia tidak bisa mengelak kalau aga selalu membuat jantungnya berdebar. persetan dengan persahabatan hampir 24 tahun lamanya, ia memang punya rasa dengan aga.

aga menghentikan kegiatannya, ia menatap anya dengan teliti."gue harap sih lo baik-baik aja pulang besok."

anya melotot, ia tidak mengerti maksudnya ucapan aga."hah? apaan sih lo?!"

aga menyeringai, kembali ia dekatkan wajahnya ke arah anya,"pulang dari sini ayo nikah."katanya semakin membuat anya melemas.

"nikah?"anya menelan ludahnya lalu mendecih."nikah ga sebercanda itu, agadanta putra."

aga mencium anya secara kilat, ia menggeleng pelan."gue ga bercanda. dan ini lamaran eksklusif dari gue secara pribadi buat lo."

anya seperti tercekik mendengarnya. ia menggigit bibir bawahnya bimbang untuk menjawab apa sekarang.

"dijawab atau engga, mata lo ga bisa bohong kalo lo terima lamaran gue."senyum aga kembali tercetak di wajahnya, sementara anya tersipu malu mendengar pernyataan itu.

aga mengacak rambut perempuan itu, ia memberi jarak karena aga tahu bagaimana malunya dan salah tingkahnya anya di hadapan aga.

laki-laki itu meminum air mineral dekat tempat duduknya, sementara anya siap untuk memulai percakapan lagi. namun entah ada kerasukan apa, pertanyaan anya membuat aga menyeringai jahil lagi.

"jadi sekarang kita ngapain?"

EvertunesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang