-{7}-

14 6 0
                                    

Hari ini aku Berada di kamar mama. Karna mama memanggilku. Mungkin Karna Soal kemarin aku Teriak pada Ica.
Aku menunduk di hadapan Mama. Aku tak tau harus Menjawab apa nanti.

"Digya sayang?". Ucap mama dengan nada lembut membuatku Menatap mama.

"Kau kenapa?".

Mama bertanya seolah heran denganku. Apa yang harus ku jawab??Apa aku harus menjawab Jujur atau bohong?? Oh tuhan beri aku petunjuk.

"Kau kenapa??". Lagi lagi mama bertanya.

"Tidak ma. Aku Tidak apa apa".

Terpaksa aku berbohong. Aku tak mau Bilang kalau aku Kesal dengan dirinya. Aku tak mau Semuanya gagal.

"Lantas kalau tidak apa apa. Kenapa kau Seperti ini?".

"Aku Hanya kangen Disa ma. Apa kah Disa di sana baik baik saja ma??".

Mendengarku menyebut nama Disa. Mama seperti Kaget. Kenapa tidak? Dia Sudah menbunuhnya. Aku sengaja bicara seperti itu. Karna aku ingin tau jawaban mama.

"Apa kah kau kangen dengan Disa. Sayang?".

Aku mengangguk. "Bagaimana keadaan Disa ma?".

Mama menghampiri ku. Dia Mengelus ngelus Rambutku. "Sayang sudah lah.. Disa mungkin di sana sudah Tenang".

Tenang? Hah. Mama masuk perangkatku!

"Tenang?apa Maksud mama?". Tanyaku seolah kaget.

Mata mama membulat. Dia melepaskan elusannya dan menggenggam kedua tanganku. "Maksud mama Tenang Di dunia luar sayang. Mungkin dia sudah bahagia".

Aku tau mama berbohong. Aku melihat Wajah mama dengan penuh kebohongan. Aku tak Menyangka sekali! Mama berbohong padaku!

"Apa itu betul ma?".

"Tentu. Baiklah. Sekarang pergilah kekamarmu sayang".

Aku mengangguk dan meninggalkan Si Perempuan Pembunuh itu! Aku lari mengarah ke kamar Aldi. Disana ada Aldi, Ica dan Relia. Aku masuk dan Langsung duduk.

"Bagaimana?". Tanya Ica.

"Mama berbohong lagi".

"Maksudmu?".

"Mama mengatakan Bahwa Disa Sudah bahagia di sana".

"Apa reaksimu?". Aldi bertanya.

"Seperti yang Marcell bilang. Aku hanya mengikuti alur mama saja. Dan permainannya bagiku cukup seru".

"SERU TAPI MENGERIKAN!".

Suara itu Berasan dari pintu. Kami berempat menengok bersamaan ke arah pintu itu dan Ternyata Marcell. Dia muncul Seperti hantu.

Seru tapi Menyeramkan? Benar! Benar yang di katakan Marcell. Memang seru tapi menyeramkan. Menyeramkan karna mama seorang pembunuh. Dan aku Sudah mengerti Semuanya.

"Benar bukan?".

Pertanyaan Marcell dengan Senyuman miringnya. Relia mengangguk seolah paham dengan Perkataan Marcell.

"Kau benar lelaki cerdas". Ujar Ica.

"Kapan kau pergi Aldi?". Tanya Marcell.

"Mengapa kau tanya Seperti Itu Marcell? Seolah kau senang dengan kepergianku?".

"Memang! Aku hanya tak sabar dengan Rencana yang aku buat ini".

"Kau? Kita semua yang buat!". Kesalku.

"Baiklah. Aku dan Kalian".

"Kata mama aku pergi Seminggu lagi".

"Bukankah itu menyenangkan?".

Lagi lagi marcell berkata membuat Aldi Emosi. "Menyenangkan bagai mana? Apa kau senang jika aku Di makan Oleh Monster gelap?".

Marcell mengangguk. "Maksudku. Bukan kah menyenangkan kita melakukan rencananya jika Waktu sudah dekat?".

Aku mengerti maksud Marcell. "Jangan mengalihkan pembicaraan Marcell".

"Aku paham".

^^^

OUR PLACE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang