8.

5.7K 357 4
                                    

Hae hae,,🙋🙋🙋
Maaf yoa yang nungguin ff ini lamaaaaaaaaaa banget kaya nunggu doi peka. 😅

Jadi beberapa hari ini sang author yang cantek dan bijaksana ini mengembara di alam mimpi mencari ide emas untuk membuat ff ini.. 😎😎😎

Walaupun dihati kecil ini males untuk melanjutkan ff ini.. ( ga' kok ga' )
Males gitu kalo ngetik ngetik, apa lagi ini ngetiknya di hp.. Jadi capeknya dobel dobel..

Dan, selamat lebaran.. Maafkan author jika ada salah.. Gini gini author juga manusia :) bukan setan.. Author memang ngeselin, up nya gak teratur dan setiap eps cuma dikit doang. Kadang gak nyambung di setiap eps.. Gak masuk akal 😅

#curcol

Author juga tau kok rasanya nungguin ff fav yang up nya berabad abad.. Author juga nyempet nyempetin buat up eps baru.. Karena author tau rasanya nunggu itu menyakitkan, lebih sakit dari sakit gigi :v Dari pada kebanyakan bacot mending langsung aja dehh

Sebelumnya..

Hyumi memutuskan untuk membeli bahan di supermarket.

Namun ketika akan membayarnya, Hyumi lupa membawa dompetnya.

"Ada apa nona?"

Hyumi membalikan badan nya.

...

"Ini, aku lupa membawa uang." ucap Hyumi malu malu.

"Bagaimana kalau pakai uangku dulu?" kata laki laki itu.

"Ah, tidak usah" Hyumi menolak tawaran laki laki itu.

"Tidak apa apa, nona bisa mengganti nya besok" laki laki itu tersenyum.

Akhirnya Hyumi menggunakan uang itu. Hyumi menunggu di depan supermarket. Ia menunggu laki laki itu. Namun ketika laki laki itu keluar Hyumi belum sempat memanggilnya, laki laki itu dengan cepat berjalan ke parkiran dan menyalakan mobilnya.

Hyumi melongo. Ia baru akan mengenalkan dirinya. Siapa tau laki laki itu memberikan nomor yang bisa dihubungi Hyumi. Lagipula Hyumi tidak nyaman berhutang pada laki laki yang tidak dikenalnya itu.

Hyumi berjalan ke parkiran, mengambil sepedanya.

Tanpa disadari Hyumi, dari kejauhan terlihat orang yang memandanginya sejak tadi.

Siapa orang itu?

Hyumi pov

Pagi pagi udah sial. Mana belum sempat bilang makasih tadi. Cowok tadi, baik banget mana ganteng parah. Hehe, tapi tadi dia panggil aku nona. Memangnya umurnya berapa? Apa wajahku terlihat tua?

Aku membuka pagar rumah dan segera masuk rumah.

Aku membuatkan Yoongi sup pereda mabuk dari bahan yang ku beli tadi.

"Hyumi?"

"Hm" Yoongi memeluk pinggangku dari belakang.

"Duduk di ruang makan Yoon. Aku sedang masak"

"Hm"

.
.
.

"Sudah," aku memberikan sup beserta nasinya.

"Hm" Yoongi masih menutup mata, serta tangan kanannya menopang dagu.

"M A K A N L A H" kataku penuh penekanan.

MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang