"...demo buruh kembali terjadi. Para buruh menginginkan kenaikan UKM.."
Aku menghela napas
Mendengar segala hiruk pikuk negeri
Yang seakan tidak akan berhentiKenapa semua terjadi?
Apakah salah kami?
Rakyat biasa yang tak mampu apa-apa
Yang hanya bisa berpura-pura mengerti
Tentang busuknya pemerintahanPara penjabat di anggap tamu terhormat
Di bekali fasilitas mewah yang sangat mantap
Hanya tinggal duduk memerintah
Seakan ia tak punya amanahBerbeda dengan kami
Rakyat terbawah dengan hidup penuh harapan
Melihat fasilitas yang memadai
Sudah sujud syukur sepanjang malamKami hanya bisa tercengang
Melihat lambaian tangan seorang tahanan
Yang telah meraup uang rakyat segudang
Seakan merasa tidak bersalahBanyak rakyat miskin di luar sana
Hidup melarat sekali hutang terikat
Hanya bisa meratap
Sambil sesekali ingin menghujatHukum tidak diindahkan
Semakin tumpul ke atas
Namun semakin tajam ke bawah
Mengurung oknum tak bersalah
Tapi memerdekakan para pendusta PancasilaPemerintah mengencangkan pembangunan industri
Namun melupakan saudara yang ada di pedalaman
Seolah mereka tak menjadi bagian
Dari Indonesia yang beragamKami berharap pembangunan merata
Membuat rakyat semua tersenyum bahagia
Melewati segala permasalahan
Yang semakin menyesakkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Untaian Kata
PoetryHanya ini yang mampu aku curahkan, pangeranku. Tentang cinta. Tentang hiruk pikuk kehidupan. Hingga tentang perpisahan. Dari upik abu, yang selalu mencintaimu.