Hai pangeran berkuda putih
Yang sedang gagah menunggang kuda
Melintasi padang tandus tiada bunga
Dengan butiran pasir sebagai pengantarnyaApa kini kau sedang merindu?
Akan putri cantikmu yang sedang menunggu tiada jemu
Dengan gaun sutra hijau tersulam
Di tubuh cantik penuh dandananSegurat rindu terpasang semu
Dibalik wajah indah dan juga ayu
Menunggu sang kekasih datang
Membawa bunga penuh rangkaianTapi semua hanya ilusi
Tiada lagi harapan kini
Hanya sebatas angan di atas angin
Yang berhembus kian kemariIni hanyalah sebuah surat
Dari seorang upik abu penuh imajinasi
Yang sedang memendam rindu di dalam hati
Dengan air mata penuh emosi
KAMU SEDANG MEMBACA
Untaian Kata
PoetryHanya ini yang mampu aku curahkan, pangeranku. Tentang cinta. Tentang hiruk pikuk kehidupan. Hingga tentang perpisahan. Dari upik abu, yang selalu mencintaimu.