Hai, pangeran berkuda putih.
Apa kabarmu kini?
Apakah engkau sudah menemukan tambatan hati?
Apakah engkau sudah merelakan masa lalumu yang telah pergi?Mungkin sang putri tidur sudah terbangun dari tidurnya.
Mungkin pula sang Cinderella sudah menemukan sepasang sepatunya.
Dan, mungkin juga sang putri Rapunzel telah bahagia dengan pasangannya.Namun, bagaimana dengan engkau pangeran?
Siapa yang akan kuat mengisi kekosongan hatimu?
Siapa yang akan kuat untuk mempertahankan cintamu?
Siapa yang akan kuat memperjuangkan segalanya tentang dirimu?Ah, aku tidak tahu siapa dia.
Mungkin ia ada diseberang lautan sana.
Mungkin juga ia ada di belahan bumi selatan.
Mungkin juga ia ada di belahan bumi utara.
Mungkin pula, ia ada disekitar keberadaanmu, pangeran.Ah, sudah cukup lamunanku.
Tidak akan pernah mungkin seorang upik abu akan menikahi seorang pangeran, bukan?
Cukup aku yang menunggu.
Tapi aku berharap akan ada sebuah keajaiban yang datang.
Karena aku sangat yakin, hati tak akan pernah salah memilih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Untaian Kata
PuisiHanya ini yang mampu aku curahkan, pangeranku. Tentang cinta. Tentang hiruk pikuk kehidupan. Hingga tentang perpisahan. Dari upik abu, yang selalu mencintaimu.