Mungkin memang benar kata orang-orang.
Cinta memang benar-benar menyakitkan, bukan?
Melihatnya dari kejauhan sudah cukup membuatku gila.
Apalagi jikalau aku menatap kedua bola mata hitam legamnya yang menenggelamkan?Tapi, mungkin kini itu hanya khayalan saja.
Memang benar aku menatapnya dari kejauhan.
Memang benar jika aku selalu bersembunyi dibalik jati diri yang selalu enggan di ajak kompromi.
Memang benar jika semu merah itu selalu ada jika sesaat aku menatap wajah tegasmu itu.Tapi, apa kau tahu?
Genggaman tangan yang ku inginkan harus berganti dengan sebuah tangan cantik dengan cincin emas yang melingkar.
Senyuman yang ku damba harus lenyap berganti dengan tiap bulir kristal yang selalu bergulir dari pelupuk mataku.
Dan hati yang selalu ingin ku miliki, harus hilang digapai dengan seseorang yang kau cintai.Aku bisa sadar diri.
Kalau aku hanya bisa menjadi salah satu penggemar rahasiamu yang pandai menyembunyikan tiap rasa sakit yang menggebu.
Aku hanya bisa tersenyum pilu disaat kau merekahkan tawa ceriamu.
Aku hanya bisa menyembunyikan segala kebohongan yang sebenarnya sangat mematikan.Kini, hanya bertemankan hujan.
Aku merelakan segala kenangan indah yang telah kau berikan.Maaf kalau absurd.
-am
KAMU SEDANG MEMBACA
Untaian Kata
PoesíaHanya ini yang mampu aku curahkan, pangeranku. Tentang cinta. Tentang hiruk pikuk kehidupan. Hingga tentang perpisahan. Dari upik abu, yang selalu mencintaimu.