"Yang jahat di sini itu bukan keadaan, tapi kamu." -Una
A novel i've start on December 2016
Cover by Henn Kim
[[Rada agak sedikit lumayan slow update :3]]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
94 Likes wieonagatha love dis lyf🔥
iwantutriforfaif itu muka? iwantutriforfaif love u2, btw galihga cute as fuck :3 adimana_arr biasa aja, biasa~ Wieonagatha @iwantutriforfaif muka selgom. Ih, jijik. I have no love 4u🐽 / @galihga go away :3 / @adimana_arr aku mah apa atuh
Ting! Ponselku berbunyi menampilkan notifikasi sebuah pesan masuk dari Dido.
Didoooh Iya mangkanya gak usah dicantik-cantikin karena emang udah cantik😆
Me Yes, i am :3
Didoooh Besok sekolah ya
Me ya iyalah pasti-_-
Didoooh Hahaha siapa tahu aja lo mau bolos. Nanti ketemu ya
Me Biasanya juga ketemu
Didoooh See you
Ah, si Dido sialan ini belakangan sering chat denganku. Kadang sampai larut malam, kadang dia ucapkan selamat malam duluan dengan kata sayang. Aku dibuat kacau olehnya karena dia terlalu manis sampai aku kadang menggigit ponselku saking gemasnya.
Aku tidak mau berharap. Tidak mau seandainya aku bisa memegang kontrol penuh atas perasaanku. Karena sejujurnya aku agak takut sama perubahannya yang tiba-tiba ini. Belum lama aku lihat dia sedih walaupun aku tidak tahu pasti karena apa, tapi sepertinya karena perempuan kan?
.
"Ngapain pada di sini?" Tanyaku heran karena anak-anak nakal ini, you know what i mean, tidak biasanya berkumpul di depan perpustakaan.
"Mau pinjam buku." Jawab Iwan.
"Lo ngapain di sini?" Tanya Adi.
"Lewat doang." Jawabku. Aku tidak kaget mendengar mereka ingin bertaubat menjadi lebih baik dalam pelajaran karena minggu depan kami akan menghadapi UAS. Mereka juga berkomitmen kemarin kalau tidak akan ada kopdar sampai selesai UAS nanti. Cukup lumayan untuk anak-anak nakal seperti mereka.
"Nggak ada lewat doang. Lo ikut kita ke perpus." Perintah Galih lalu menarik lengan baju seragamku. Aku heran kenapa mereka semua suka sekali tarik-tarik lengan baju.
"Ih, nggak mau."
Aku tahu penolakkanku itu tidak berguna karena nyatanya mereka tetap menarikku masuk ke dalam perpustakaan.
"Kita kangen tahu sama lo..." Iwan mencubit pipiku dengan sok gemas.
"Lo gak merasa kehilangan kita apa?" Kali ini Galih dan Adi menarik pipi kanan dan kiriku bersamaan. Ya ampun, sabar. Beberapa hari ini kami jarang mengobrol, mungkin hanya sekedar lempar senyum jika berpapasan. Seperti yang sebelumnya kujelaskan, kami juga sedang sibuk mengerjakan tugas akhir sebelum UAS.
"Apaan sih, jijik!" Geramku mengusap pipi yang terasa kebas.
Aku menoleh pada Dido. Dia diam saja sejak tadi, bahkan sepertinya melirikku saja tidak. Kamu nggak mau cubit pipi aku juga gitu, Mas Dido?
"Dido, Una nanya tuh kok lo gak mau ikut cubit pipinya juga?" Tanya Iwan membuat Dido menoleh padaku.
Aku melotot garang pada Iwan sialan. Sumpah ya, rasanya aku mau melempar mukanya itu dengan buku seri harry potter yang paling tebal!
"Nggak bilang gitu!" Protesku.
"Tapi muka lo yang bilang gitu." Balas Iwan dengan santai. Dido masih diam lalu beralih lagi menatap hal lain yang sepertinya jauh lebih menarik dari pada sekedar menatapku balik. Ugh, sakit.
"Udahlah Na, mending lo suka sama gue aja." Kata Adi memegang bahuku.
Dengan cepat aku menyingkirkan tangannya dari sana. "Never in your wildest dream."
"Jangan mau, bego. Una kalau bulan purnama suka berubah jadi monyet liar." Kata Iwan membuat AC di perpustakaan terasa tidak dingin karena aku semakin kesal berada di sini. Dido cuek banget sih!
"Kalian mau bully gue atau mau pinjam buku? Gue mau balik ke kelas aja lah." Kataku marah lalu pergi dari sana.
"Beli minum yuk." Lagi-lagi Dido muncul tiba-tiba entah dari mana ketika aku belum begitu jauh dari perpustakaan.
"Kaget!" Kataku masih kesal tapi dia malah tertawa.
"Ayo."
"Nggak mau." Tolakku.
"Itu bukan pertanyaan." Balasnya. Ugh, aku benci banget sama dia. Tadi dingin, sekarang tidak tahu lah berapa suhunya itu!
"Maaf soal Iwan tadi." Kataku masih dengan nada kesal.
Dia mengangguk beberapa kali. "No problem."
No problem aja? Dia beneran tidak mau mencubitku ya? . .
