"Apa terjadi sesuatu Irene-ssi?" Irene menoleh pada Chanyeol yang duduk di kursinya dengan tenang seraya tersenyum ramah, Irene hanya menyengir kemudian kembali melanjutkan percakapannya dengan Seulgi melalui ponsel.
"Seulgi-ah, kita bicara lagi nanti," ucap Irene berbisik kemudian segera memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku blezzer-nya. Ia kembali lagi ke posisinya yang sebelumnya setelah merapikan penampilannya sejenak.
"Apa sudah selesai, Irene-ssi?" Irene hanya mengangguk pelan, gadis bermarga Bae itu lantas menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Chittaphon-ssi, kau bisa kembali bekerja. Irene-ssi, kau tetap disini, ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Rahang Irene nyaris jatuh mendengar perkataan Chanyeol barusan.
"Jangan-jangan dia ingin memecatku!!" Irene merutuk dalam hati, ia menatap iri Ten yang sudah berjalan menuju pintu. Dan setelah mendengar suara pintu tertutup, Irene yakin ia sedang dalam masalah.
"Ayo, Irene-ssi, kita bicara disana." Chanyeol bangkit dari duduknya seraya mengajak Irene untuk duduk ke sofa. Irene menelan liurnya pelan, ia takut ia akan dipecat setelah ini.
"Ba-baik, presdir." Irene menundukkan kepalanya lalu berjalan perlahan menuju sofa. Ia pun duduk di salah satu sofa yang terletak di hadapan Sehun yang tengah memasang wajah dingin namun tetap tampan.
"Aku rasa kita sudah bertemu sebelumnya." Chanyeol berucap masih dengan senyum manis melekat di wajah tampannya, pria itu duduk di sebelah Sehun yang memiliki raut wajah 360 derajat berbeda dengannya.
"Ahh.. dimana, ya? Aku ini orangnya pelupa, Presdir," jawab Irene seraya terkekeh hambar, ia menatap Sehun yang tengah menatapnya dingin. Ugh... Irene malah melting dengan tatapan itu.
"Ah.. kalau dengan sekretaris Oh, aku rasa kau tidak asing dengannya." Perkataan Chanyeol direspon dengan anggukan mantap oleh Irene.
"Tentu saja! Kami bertemu di lift tadi pagi dan mana mungkin aku melupakannya, dia 'kan sangat tampan!" ucap Irene dengan semangat beserta sebuah senyuman bangga mengembang di wajahnya. Gadis itu tak sadar kalau kini Chanyeol maupun Sehun sama-sama menatapnya tak percaya.
Menyadari raut wajah terkejut dikedua wajah bosnya, Irene menyengir, "Apa aku salah bicara?" gadis itu bercicit pelan dengan wajah memelas.
"Ah tidak-tidak, Sehun pasti justru senang kalau ternyata ada gadis yang menyukainya." Chanyeol bertepuk tangan yang segera mendapat lirikkan maut dari Sehun.
"Ah benarkah? Kalau begitu bolehkah aku meminta nomor ponselnya?" mata Irene berbinar, ia bahkan menyatukan kedua tangannya dan tersenyum lebar.
"Tentu saja, ah, kalian bicara berdua dulu, ya. Aku harus mengangkat telepon ini dulu." Chanyeol beranjak dari sofa dan segera melenggang pergi keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Irene yang tersenyum lebar dan Sehun yang menatap gadis di depannya tidak suka.
"Sehun-ssi, apa ada kotoran di wajahku?" tanya Irene polos ketika ia menyadari Sehun terus saja menatapnya.
"Iya, sekujur tubuhmu kotor," jawab Sehun sarkas dan sarat akan kebencian. Mendengar hal itu Irene justru tersenyum menggoda lalu mencondongkan tubuhnya ke depan. Ia menatap Sehun intens kemudian menaikkan sebelah alisnya.
"Hmm.. kalau begitu, apa kau mau membantuku untuk membersihkan tubuhku?" Irene tersenyum lagi, kali ini menunjukkan deretan giginya yang putih. Sehun lantas berdecih menanggapi hal itu dan semakin memperdingin tatapannya.
"Apa aku perlu menyirammu dengan segelas air dingin?" suara dingin Sehun membuat Irene menarik tubuhnya kembali. Gadis itu mengibaskan rambutnya ke belakang, "Selama itu kau, aku tidak masalah." Irene mengedipkan sebelah matanya lalu tersenyum lagi pada Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Cat
Fanfic[COMPLETED] Sehun yang dingin diserang oleh jurus ala kucing milik Irene, asisten pribadi dadakannya. ©2O17 | rekata