Hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan MOS, bisa dibilang juga hari paling melelahkan karena seluruh peserta wajib melakukan acara sampai pukul 6 sore. Pagi itu, gadis itu dengan santainya berjalan menuju sekolah.
HEIII..
Tidak ada jawaban dari gadis tersebut, kudekati dia perlahan
*Dukk*
Kepala gadis tersebut jatuh di dada Dinan, "Lo gw panggil ga nyaut"
Ia tertawa kecil, "sorry, tadi gw lagi denger lagu"
Gadis tersebut melanjutkan langkah kakinya, "kok tumben udah nyampe. Biasanya, cewe macam lo anti bangun pagi"
Ia tertawa lagi, "Gw suka bangun pagi. Kemarin aja, gw paling duluan sampai di sekolah. Oh ya, lo juga suka bangun pagi?" Tanya gadis itu
"Engga si. Tadi mobil mau dipakai bokap. Jadi gw harus bareng sama bokap"
Fanin berjalan lumayan cepat, dengan cepat juga Dinan mengikuti gadis tersebut. Gadis itu pun duduk di salah satu kursi dekat lapangan basket, ia mengambil beberapa novel dari tas miliknya. Sekolah itu hanya ada Fanin dan Dinan, dan beberapa staff yang sudah mulai untuk membersihkan kaca setiap kelas.
HOAMMMM...
Dinan pun membaringkan dirinya, di kursi tepat sebelah Fanin. Kuminta dirinya agar tidak pergi kemana-mana dan segera membangunkannya saat ada murid lainnya datang.
"Lo abis begadang?" Tanya Fanin
"Engga kok. Jam segini tuh, masa-masa dimana gw masih berpelukan dengan guling" jawab Dinan sambil melihat wajah Fanin
Ia tertawa kecil dan melanjutkan membaca
Aneh. Dia tidak marah saat ada orang lain baru berkenalan dengan dirinya dan meminta untuk menemani tidur, tetapi malah ia menyetujuinya. Ini membuat gw makin penasaran sama dia
Fanin sesekali menengok wajah Dinan,terlihat ia sedang menyilangkan kedua tangannya, benar. Dinan terlihat sangat nyaman layaknya ia benar-benar tidur di kasurnya. Satu persatu murid di sekolah datang, terlihat wajah yang tidak asing lagi datang. Dino menghampiri Fanin dan Dinan yang sedang duduk di kursi
"Ssstt.. minggir" bisik Dino sambil mengambil air mineral dari dalam tasnya
Ia pun membasahi muka Dinan dengan air mineral tersebut, spontan Dinan pun terbangun dari kursi tersebut.
"Bangun. Ini sekolah bukan rumah lo" kata Dion sambil meninggalkan mereka
Dinan menatap Fanin yang sedang menundukkan kepalanya ke bawah, "Sorry Nan. Tadi gw mau bangunin lo, cuman gw ga enak sama lo. Lagian tidur pulas banget sii" kata gadis tersebut sambil memberikan 2 lembar tissue kepada Dinan
***
Bel sekolah sudah berbunyi. Calon murid baru pun sudah menempati lapangan. Masih sama, tidak seperti kebanyakan sekolah lain yang harus menggunakan aksesoris yang harus di pakai.
Muka-muka yang terlihat kusut di antara peserta MOS, muka-muka yang terlihat pasrah dan menyerah entah apa yang akan dilakukan para senior kepada juniornya. Karena di sekolah itu, dari jaman ke jaman MOS adalah masa penindasan dan masa balas dendam.
"Minta perhatiannya sebentar. Hari ini adalah hari terakhir acara MOS, nanti ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan hari ini...." kata Dion yang membuat lapangan seketika menjadi hening
KAMU SEDANG MEMBACA
Conscience
Teen FictionTentang suara hati yang bisa diungkapkan dengan tulisan, kegelisahan, cinta, dan air mata. Pemikiran-pemikiran yang sederhana dan bersifat privasi Ketika lidah tidak lagi mampu untuk mengucapkan., disitulah pemikiran itu datang Ferdinan, ia berbeda...