Author's POV
Bel masuk berbunyi. Siang ini memang sudah dijadwalkan kelas X MIPA II mengikuti pelajaran olahraga, tetapi kini digabung dengan MIPA 1. Semua siswa sekarang berada di lapangan, dengan mengenakan pakaian olahraganya yang sudah mereka ganti sejak istirahat tadi.
Seperti biasa sebelum mereka melakukan kegiatan olahraganya, kami melakukan beberapa gerakan pemanasan. Setelah itu dilanjut dengan berlari mengelilingi lapangan sebanyak lima kali.
Lebih tidak enak nya lagi, lapangan itu sangat luas seperti 'Stadion Gelora Bung Karno' tetapi yang membedakan lapangan itu harus dibagi untuk beberapa macam olahraga seperti basket,lapangan bola,dan olahraga lainnya.
Yash! Sekolah ini perlahan membunuhku.
Pak Kardim sudah membunyikan pluit miliknya tanda semua siswa akan bermain bola dan para siswi akan bermain basket.
"Sial. Masa dari tadi bolanya ga masuk" gumam Fanin sambil memantulkan bola basketnya ke tanah
Naya hanya menertawakan Fanin
"Ga lucu!" kata Fanin sambil perlahan mendekati Naya yang sedang duduk
Bukk..
***
Fanin's POV
Aku membuka mataku dengan perlahan, yang kulihat hanya langit-langit UKS. Mata ku kini tertuju kepada orang yang sedang berdiri membelakangi dirinya. Kalau dari postur badannya, itu seperti badan pria.
Pria itu ialah Dinan.
Ia membalikkan badannya dan membawa sebuah nampan yang berisi air putih hangat dan beberapa obat. Dinan meletakkan di atas meja dekat kasur tempat aku berbaring.
"Akhirnya lo siuman juga." kata Dinan sambil membantu gadis tersebut untuk bangun
Siuman?
"Iya, jadi sebenarnya tadi lo--"
Flashback on
"Sial. Masa dari tadi bolanya ga masuk" gumam Fanin sambil memantulkan bola basketnya ke tanah
Naya hanya menertawakan Fanin
"Ga lucu!" kata Fanin sambil perlahan mendekati Naya yang sedang duduk
Dengan semangat kini Dinan dirinya ingin menendang bola pinalti. Bola yang sudah berada di tengah, Dinan mulai mengambil ancang-ancang untuk menendang bola.
1..2..3..
Bola itu tidak masuk ke dalam gawang, malahan bola itu terlempar jauh dan mengenai pas wajah Fanin yang sedang menghampiri Naya
Bukk..
Flashback off
"Iya, jadi sebenernya lo tadi pingsan. Jadi gw langsung bawa lo kesini"
Aduh kepala gw sakit. Ditambah ini tenggorokan kering banget
"Nih minum dulu" kata Dinan sembari menyodorkan gelas yang berisi air putih
KAMU SEDANG MEMBACA
Conscience
Teen FictionTentang suara hati yang bisa diungkapkan dengan tulisan, kegelisahan, cinta, dan air mata. Pemikiran-pemikiran yang sederhana dan bersifat privasi Ketika lidah tidak lagi mampu untuk mengucapkan., disitulah pemikiran itu datang Ferdinan, ia berbeda...