"Perhatian! Bagi semua murid baru peserta MOS. Harap berkumpul di lapangan, barangsiapa yang telat akan diberikan hukuman. Kami hanya menunggu 5 menit mulai dari sekarang, jika lewat dari 5 menit kami akan beri hukuman."
Pembicaraan kami terputus, setelah mendengar suara berat yang kemungkinan besar itu suara dari senior
***
"Kelompok satu dengan Risal harap berkumpul di sebelah kiri saya. Kelompok kedua dengan Rama harap berkumpul di sebelah kanan saya. Kelompok ketiga dengan Becca, berkumpul di dekat tiang basket...." Penjelasan dari ketua OSIS itu sudah terlalu cukup.
"Weiii, anak baru!" Dinan menghentikan langkah kaki nya. Mengambil botol mineral yang dilempar oleh Dino salah satu pengurus MOS dan mengembalikkannya. "Kalo orang ngomong dengerin sampai selesai. Diajarin sopan santun ga?"
"Oh lu tadi yang nabrak gw di kantin ya" sambungnya
"Maaf ka" jawab Dinan
Baru pertama kali di sekolah ini udah belagu
"Balik lagi ke barisan!" suruh Dion
Author's POV
Setelah semua peserta mendapat kelompok dan tugas yang harus dijalankan. Mereka berhamburan layaknya angin yang berhembus. Begitu juga dengan Dinan, ia mengikuti kemana kelompoknya pergi.
Beberapa tugas telah diselesaikan oleh kelompok yang dipimpin Risal. Tinggal 1 tugas lagi, tugas ini sudah sering dilakukan beberapa kelas saat sedang mengadakan MOS. Tugasnya, mencari 15 tanda-tangan setiap senior, dan tugas ini wajib dilakukan setiap peserta MOS.
Dengan mudahnya, seorang Dinan mendapatkan tanda-tangan senior, hanya dengan sapaan mereka langsung menanda-tangani kertas yang kuberikan kepada mereka. Sambil menunggu waktu berkumpul, Dinan duduk di kursi dan melihat murid yang berjalan mondar-mandir layaknya setrika.
Pandangan mata tertuju kepada gadis yang sama bertemu di kantin. Ia menghampiri gadis yang kebetulan sedang duduk dengan wajah melas dan sedang memeluk erat buku yang harus di tanda-tangani.
"Gw boleh duduk disini?"
"Haa. Boleh, duduk aja" kata gadis tersebut sambil menggeser badannya"Lo murid baru juga?"
Gadis tersebut menganggukkan kepalanya
"Tugasnya belum kelar ya?" Tanya Dinan sambil melirik buku yang ia pegang
Ia kembali mengangguk. "Kamu udah dapet berapa tanda-tangan?"
"Lima belas"
"Hebat yaa." Sahut gadis tersebut
"Mau gw bantu?" Kata Dinan sambil memegang tangan gadis itu. "Ayo buruan ikut gw"
Benar. Sudah dekat jarak nya tetap saja suara gadis tersebut tidak bisa kudengar.
"Aku ngerepotin ga?" Tanya gadis tersebut dengan polos
"Santai aja. Tugas gw udah kelar kok"
Dinan melihat ada dua senior cewe, terlihat lumayan cantik "Ka, permisi ada waktu? Tanya Dinan sambil memainkan pulpen miliknya.
Mereka menganggukan kepalanya "Boleh"
Gadis tersebut kaget, karena dengan mudah nya ia mendapatkan tanda-tangan para senior-senior. Padahal, peserta yang lainnya harus disuruh ini itu agar mendapatkan tanda-tangan mereka.
"Mana buku lo" bisik Dinan
Gadis tersebut memberi buku yang ia pegang sedari tadi
"Eitss, ini bukan buat lo ya?" Tanya senior tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
Conscience
Genç KurguTentang suara hati yang bisa diungkapkan dengan tulisan, kegelisahan, cinta, dan air mata. Pemikiran-pemikiran yang sederhana dan bersifat privasi Ketika lidah tidak lagi mampu untuk mengucapkan., disitulah pemikiran itu datang Ferdinan, ia berbeda...