"Yakin ga mau gw anter pulang?" tawar Dinan sekali lagi
Naik? Tidak? Naik? Tidak?
Dengan terpaksa gadis tersebut menerima tawaran Dinan, walau ia sesekali ia tersenyum bisa sedekat ini dengan orang yang ia sukai.
"Inget Nin! Lo nggak boleh ada rasa sama dia!" Batinnya. Ia mulai mengkerutkan wajahnya
Akhirnya Fanin bisa menghela nafas dengan lega, karena daritadi dirinya tidak bisa bernafas lega seperti sekarang ini.
Meskipun gadis tersebut masih ingin berlama-lama dengan Dinan, tetapi tubuhnya yang tidak mendukung ditambah perut yang sedari tadi sudah berbunyi pelan
Argh!!! Kenapa harus laper disini Nin? Tahan Nin.
Mendengar suara Fanin, sontak membuat Dinan menarik tangan gadis tersebut dan membawanya ke depan perumahannya
"Lah. Kenapa gw diajak kesini?"
Dinan tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Fanin, "Mas, mie ayam dua ya"
Finally! Bisa ketemu sama yang bikin kenyang. Sorry, udah ngatain lo cowo ga peka
"Buruan makan gih! Keburu malem" gadis tersebut menganggukan kepala
"Gw balik duluan ya. Hati-hati kalau ga salah hari ini malam jumat" sahut Dinan sambil menyalakan mesin motornya
"Balik gih. Udah terbiasa gw, GA TAKUT" jawab gadis tersebut sambil menutup pintu pagar
Hati-hati Nan...
***
Fanin's POV
Gadis tersebut menghempaskan tubuhnya ke atas sofa, dan beristirahat sejenak sebelum dirinya kembali ke kamarnya. Ia berbaring di atas sofa bekas Dinan, wangi keringat laki-laki tersebut masih tercium.
Ini cowo apa cewe. Pakai parfum se gayung apa ya?
Gadis itu kembali tersenyum mengingat saat-saat dimana Dinan mengunjungi rumahnya. Pikirannya kembali buyar ketika hand-phone miliknya bergetar, dan ada beberapa notifikasi line
(Line)
Anya : Fanin....Sorry tadi gw ninggalin lo pulang tanpa ngasih tahu lo. Lo udah pulang?
Fanin : Buset dah. Kaya ema-ema deh lo. Iyaa gapapa (sudah terbiasa kok ditinggal) tadi gw pulang .....
Anya : Anjir. Tadi gw pulang?
Aduh mampus! Yakali gw ngomong
Read..
Fanin : Gw pulang tadi naik angkot. Arghh, pegel banget badan gw, berasa mau copot nih tulang
Anya : Unch..sorry dehh. Bsok ge traktir lo makan deh.
Fanin : Wat..de..tengkyuh ma bestie :* :*
(Off)
Gadis tersebut melepas dan menaruh sepatunya yang masih ia pakai sedari ia mulai masuk rumahnya, ia letakkan di rak sepatu depan kamarnya.
Kali ini benar-benar dirinya menghempaskan tubuhnya ke atas kasur yang empuk. Gadis tersebut menatap langit-langit kamarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Conscience
Teen FictionTentang suara hati yang bisa diungkapkan dengan tulisan, kegelisahan, cinta, dan air mata. Pemikiran-pemikiran yang sederhana dan bersifat privasi Ketika lidah tidak lagi mampu untuk mengucapkan., disitulah pemikiran itu datang Ferdinan, ia berbeda...