BAB 2

213 16 0
                                    

15th (keatas)

Sungguh pagi yang manja, bagaimana tidak? aku menjadi wanita yang paling malas sedunia untuk beranjak dari kasurku.
Tapi tidak ada lagi beban dipikiranku, karena semua ujian telah aku hadapi dan tinggal menunggu hasil.

Tidak ada beban pikiran?
Lalu yang setiap malam memikirkan Barra itu apa? Apa itu tidak beban? Tidak-tidak, itu beban. Kenapa dia benar-benar lenyap sekarang? padahal aku berharap dapat bertemu dengannya. Kalau pun tidak bertemu apa salahnya dia contact aku duluan? Semua socmed aku dia tahu.

Hmm kenapa aku jadi berharap gini sih, sudah-sudah tidak usah lagi dipikirkan, mungkin Tuhan mempertemukan sesaat ini hanya untuk memberi tahu aku dan membuat aku agar tidak melupakannya lagi.
Sudah deh Cara dia juga cuma teman kecil kamu sekaligus cinta-cinta an nya anak kecil kayak kamu dulu.
**

Sekitar jam 3 sore aku selalu suka untuk jalan ke taman, buat beli es campur nya om Agus, es campur favorit aku dari dulu. Om Agus juga sudah tau kesukaan ku, tidak usah terlalu manis dan tidak mau pakai cincau.

Setelah itu aku ingin duduk ditaman sambil menikmati es campur dan pemandangan yang dibilang indah juga tidak terlalu hehe..

Tempat yang biasa aku duduki itu jarang sekali ada yang ingin menduduki nya, kecuali aku. Tapi sore ini ada laki-laki memakai sweater abu-abu, topi hitam dan sepatu vans merah.
"Ihh siapaasih laki-laki itu?" tanyaku dalam hati.
Yasudah lebih baik aku mengalah, aku memilih duduk di sebelah lelaki itu tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat, karena tempat yang lainnya sangat panas, tidak teduh.

Saat aku asyikmenelan es campur yang sangat lezat ini sambil sedikit menunduk, tiba-tiba ada bayangan hitam di depan ku. Aku kaget dan langsung menatap kedepan, oh ternyata lelaki yang mengambil tempat dudukku itu. Untuk apa dia kesini?
"Boleh aku tebak?"
"Haa? tebak? aku sedang tidak bermain tebak-tebak an."
"Caramel Liora?"
"Iya? itu namaku, dari mana kamu bisa tau? kamu memata-matai ku ya?"
"Tuhkan ,ternyata kita bertemu, dan kita harus bertemu."
"Kamu bicara apa aku tidak paham?"
"Barra Aditya",sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum.

Apa? ini Barra?? oh semesta sudah 5 bulan dia lenyap, dan aku fikir dia tidak akan muncul lagi tapi kenapa kami bisa bertemu?
Tuhann,, ini benar-benar seperti mimpi, aku tidak bisa berbicara lagi. Gugup ku benar-benar kelewatan detik ini.

"Yuk kesana,aku ingin ngobrol lama denganmu."
"A a yuk b boleh", tiba-tiba aku menjawab dengan gagap
"Cara, wajahmu berubah, semua nya di diri kamu sepertinya sudah berubah ya, tapi ada satu yang tidak."
"Apa?", jawabku dengan lugu

Dia hanya diam, dan tersenyum. Apasih maksud makhluk ini, selalu membuat aku bertanya-tanya. Ah sudahlah aku lebih baik diam saja, dari pada aku bicara seperti sama pohon.
Kurang lebih 30 menit kami diam-diam an, dan tiba-tiba Barra berbicara.

"Udah mau maghrib, yuk aku anter pulang ,tenang gak jalan kaki kok aku bawa motor."
"Tapi"
Dia hanya diam dan langsung memegang dan menarik tanganku. Apa?? jantung ku langsung berdetak sekuat mungkin, detik ini bagaikan tidak ada perasaan yang lain selain tercengang. Tanganku benar-benar dingin, seperti saat aku memegang es batu yang sangat lama.

"Kenapa harus dingin? kamu kan sedang tidak memegang es batu."
Bicaranya seperti menjawab omongan ku di dalam hati. Aku hanya bisa terdiam dan tidak mau mencoba bicara.
Semesta kenapa aku merasa bahagiaa sekali? kenapa ini? perasaan apa yang muncul??

Aduhh sudah Cara dia itu hanya teman kecilmu dan tidak lebih dari itu.
Sepanjang jalan dia hanya diam dan aku menjadi senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba diam mengerem mendadak dan aku hampir saja terjungkal karna ada penyebrang jalan sembarangan.

"Jangan takut, kamu pegangan yang erat ya, pasti tidak akan jatuh",sambil menarik tangan ku untuk pegangan.
Aku hanya memegang pundaknya itupun aku sudah gemetaran.
"Kasi tunjuk jalan rumah kamu ya"
"Setelah ini belok kanan, Casanova Blok B/22."
Dan setelah sampai, aku langsung turun.
"Terimakasih, maaf sudah merepotkan."
"Aku siap di repotkan setiap hari kok, aku pamit ya."sambil mengeluarkan senyum yang benar-benar membuat ku tidak bisa melupakan nya.

Aku melihat dia pergi menggunakan motor Vespa nya dan setelah itu aku masuk kerumah. Sungguh sore ini menjadi yang paling terindah sepanjang hari ku.

Malam ini aku ingin berdoa supaya aku bisa bertemu lagi dengan Barra, pria mengejutkan, ini yang paling cocok untuk dirinya hehe....
Selamat malam fikiran yang selalu membayangkan pria mengejutkan, semoga kamu hadir di mimpi ku malam ini ya Barra, itu harus. Karena tadi cuma sebentar dan aku ingin waktu tadi bisa terjadi lagi dalam waktu yang sangat lama.
**

09.00
"Cara,,,Caraaa bangun dong sudah jam berapa ini, mentang-mentang sudah libur jadi tidak mau ya bangun pagi." Ibu sambil menepuk-nepuk pundakku.

"Aduh emang jam berapa sih bu?"
"Sudah jam 9 gih mandi terus sarapan, nanti bantuin ibu buat kue ya."
"Emang ada acara ya?ada tamu ya bu? siapa?"
"Kamu tuh nanya satu-satu dong, ini ibu mau bawa ke tempat tante Lina kan baru melahirkan."
"Yaudadeh, nanti Carra ikut ya".
**
Aku sama ibu mau pergi ketempat tante Lina yang baru saja melahirkan kemarin. Kebiasaan ibu tidak mau menungguku hingga ia pergi duluan kedepan gerbang.
Aku pun bersiap-siap di depan untuk memakai sepatu dan tiba-tiba aku melihat topi yang sepertinya jatuh di depan rumah ku. Topinya berwarna hitam.
Apa? Warnanya hitam? inikan seperti topi Barra kemarin, kok?
Ah tidak mungkin, hanya sama saja sepertinya.
Aku segera mengambil topi itu dan tiba-tiba jatuh secarik kertas putih sepertinya itu surat.

Surat? surat apaan nih.

Aku langsung membuka suratnya dan di awal kata ada tulisan
"Hai Salju....."
Dan tiba-tiba ibuku memanggil. Karena Ibu memang tidak suka menunggu

"Caraa ibuk tinggal ya lama sekali sih cepetan dong."
Aku pun segera menutup surat itu dan menyimpan nya di saku celana. Dan aku buru-buru lari ketempat ibu.

Di perjalanan, aku masih berfikir dan bertanya-tanya. Surat itu untuk siapa ya? kok bisa ada di depan rumah? Hmm bikin penasaran saja.

Waktu juga berputar sangat cepat, aku sangat lelah hari ini habis dari rumah Tante Lina, aku di ajak ibu untuk membeli baju. Yasudah aku turuti saja. Dari jam 11.00 sampai jam 20.00.
Aku tidak biasanya mengantuk di jam segini, mungkin karena lelah jadi membuat ku mudah mengantuk.

***

BarraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang